KABUL (Arrahmah.com) – Baku tembak terus terjadi antara angkatan perang NATO dan Afghanistan dengan mujahidin di Marjah dan di dekat distrik Nad Ali pada hari keempat Operasi Mushtarak.
Pada saat yang sama, tiga orang warga sipil Afghanistan kembali menjadi korban penyerangan brutal NATO. Sehingga total jumlah korban akibat operasi baru yang dipimpin oleh Amerika Serikat itu menjadi 15 orang.
NATO berdalih bahwa operasi besar itu ditujukan untuk membangun kembali kontrol pemerintah Afghanistan di wilayah tersebut sehingga pelayanan keamanan dan sipil, seperti kantor kepolisian, sekolah-sekolah, dan rumah sakit dapat segera dibangun.
“Kami mencoba untuk tidak terlalu keras dalam pertempuran ini sehingga kami dapat kemajuan, tapi kami mengalami kesulitan saat ini,” Kapten Joshua Winfrey, komandan kompi Lima, mengatakan.
Brigadir Jendral Larry Nicholson, komandan marinir AS di provinsi Helmand, bahkan tidak dapat memprediksi bahwa pasukan yang ia pimpin akan mengalami kesulitan kian harinya.
Nicholson mengulangi komentar gubernur Helmand, ia percaya bahwa ada sejumlah besar mujahidin yang masih di beberapa desa, ia percaya bahwa sebagian dari mereka merupakan pejuang asing, di antaranya dari Pakistan.
“Kami masih mendapat tembakan senjata kecil tapi sporadis, dengan taktik hantam dan melarikan diri (dari para mujahidin),” klaim juru bicara militer AS, Kapten Abraham Sipe.
NATO telah mengonfirmasi 15 warga sipil yang meninggal sejak dimulainya serangan ofensifnya, dan tiga orang tewas dalam tiga kejadian terpisah.
Menurut NATO, dalam dua kejadian, dua warga Afghanistan menghampiri pasukan NATO dan mengabaikan peringatan agar mereka menjauh dari medan baku tembak. Oleh karena itu, pasukan NATO ‘terpaksa’ menembak orang-orang tersebut.
Dalam insiden lainnya, dua orang pria Afghanistan lewat di hadapan pasukan NATO yang saat itu sedang bertempur melawan mujahidin, dan terkena tembakan. Keduanya terluka dan satu orang tewas kemudian.
Pada Minggu (14/2) dua rudal NATO menghantam sebuah rumah di pesisir Marjah, menewaskan 12 orang yang setengahnya adalah anak-anak.
Pejabat munafik Afghanistan bahwa ada tiga orang mujahidin yang ikut tewas di dalam rumah tersebut.
Bay mengatakan, “Semua ini bukan keinginan kami, karena kami menginginkan operasi ini menjadi sebuah model operasi yang meminimalisasi jumlah korban sipil.”
Jumlah korban berbeda dilaporkan oleh kelompok HAM Afghanistan pada Selasa (16/2). Mereka melaporkan bahwa ada 19 warga sipil yang tewas sejak operasi dilakukan.
Empat di antaranya adalah orang yang terjebak dalam waktu tembak saat mereka keluar dari rumah mereka.
Di tempat terpisah, serangan udara NATO di provinsi Kandahar menyebabkan lima warga sipil tewas dan melukai dua lainnya. (althaf/alj/arrahmah.com)