Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah,
Dalam seminggu, musuh penjajah itu telah meluncurkan operasi militer bernama “Mushtarak” melawan Mujahidin di Marjah, bagian dari distrik Nad Ali, provinsi Helmand. Mereka telah menempatkan lebih dari 15.000 pasukan bayaran Amerika, NATO, dan Afghanistan untuk menghadapi Mujahidin yang tidak banyak di Marjah. Lebih dari 60 helikopter yang dipersenjatai dengan rudal, serta ratusan tank mengambil bagian dalam operasi tersebut.
Marjah tetap ada di tangan Mujahidin dalam beberapa tahun terakhir. Bagian lain provinsi Helmand seperti distrik Baghiran, Dishu, dan Washer sudah di bawah administrasi Imarah Islam Afghanistan. Sehingga pertanyaan muncul, mengapa musuh memilih Marjah, daerah kecil itu, untuk memulai operasi. Tampaknya, musuh mengatakan bahwa mereka ingin menekan Taliban agar mau menerima persyaratan untuk melakukan re-integrasi dan rekonsiliasi dengan pemerintah yang diumumkan pada akhir Konferensi London pada 28 januari lalu. Bahkan, Marjah dalam tinjauan geopolitik merupakan wilayah yang penting karena berbatasan dengan Baluchistan Pakistan, di mana Cina memiliki proyek pembangunan pelabuhan besar Gwadaer.
Penjajah Amerika itu ingin mengontrol jalur transit Gwader dalam rangka untuk memastikan bahwa jalan pintas untuk persediaan logistiknya yang saat ini dikirim melalui pelabuhan Karachi Pakistan dan melalui Tajikistan di utara Afghanistan. Mereka juga ingin menghalangi keterlibatan Cina dalam proyek Gwadar. Demikian pula, dalam situasi politik yang menegang antara Washington dan Teheran atas pengayaan uranium dan program rudal Iran, Gedung Putih ingin menginstal peralatan spionase baru di Marjah dekat perbatasan Iran. Selain itu, penjajah Inggris telah menguasai distrik Sangin yang kaya akan uranium dan mengeksploitasinya. Mujahidin setempat mengatakan pasukan Inggris telah membawa peralatan berat untuk melakukan penggalian di distrik tersebut agar mereka bisa mengekstraksi uranium Sangin.
Inggris juga terlibat dalam perdagangan narkoba di provinsi Helmand. Mereka secara diam-diam mengambil heroin dengan pesawat mereka untuk dipasarkan di Eropa. Lalu kemudian muncul lagi pertanyaan, perang melawan terorisme memiliki motif politik dan ekonomi termasuk tujuan-tujuan ekspansionis lainnya. Namun, Mujahidin Afghanistan telah mengorbankan hidup mereka untuk menjamin kemerdekaan negara mereka dan mengakhiri pertandingan yang dimulai oleh para kolonial dengan alasan yang tidak bisa dibenarkan.
Meski media Barat selama ini menggembar-gemborkan kabar mengenai kondisi operasi NATO dan AS di Marjah, namun sebetulnya Mujahidin Imarah Islam Afghanistan yang telah mengepung pasukan musuh. Laporan terbaru dari Marjah mengungkapkan bahwa:
“Pada faktanya, pasukan penjajah tidak membuat kemajuan spektakuler sejak awal operasi. Mereka turun dari helikopter di area Marjah dan sekarang berada di bawah pengepungan. Penjajah tidak dapat keluar dari parit mereka. Saat mereka berniat untuk bergerak, serangan beruntun menghujani mereka dan harus menghadapi ranjau yang telah ditanam oleh Mujahidin. Kemudian mereka mundur tergesa-gesa. Pasukan musuh kehilangan semangat. Masyarakat setempat menyaksikan para pasukan asing itu menangis keras.”
Kami hanya menginginkan seluruh pasukan yang mencintai kebebasan di dunia ini untuk perjuangan yang dilakukan oleh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan dan menyelamatkan nilai-nilai kemanusiaan dari cengkeraman kolonialisme. Dan sekarang ini, pasukan penjajah menginjak-injak martabat, kebebasan, keamanan dan nilai-nilai kemanusiaan di bawah nama terorisme yang menggelikan.
Selasa, 2 Rabi’ul Awwal 1431 H / 16 Februari 2010
Imarah Islam Afghanistan
(althaf/tum/arrahmah.com)