WASHINGTON (Arrahmah.com) – Salah seorang tentara Amerika Serikat menyiksa anak perempuannya yang berusia empat tahun ala penyiksaan di penjara Guantanamo (waterboarding) hanya karena anak tersebut tidak bisa mengeja alfabet.
Joshua Tabor mengaku pada kepolisian setempat bahwa ia menggunakan teknik penyiksaan CIA itu karena ia sangat kesal pada buah hatinya.
Saat anaknya berusaha keras melepaskan diri, Tabor mengatakan ia menenggelam wajah anaknya tiga hingga empat kali sampai air merendam sekitar dahi dan rahangnya.
Tabor (27) yang telah memenangkan hak asuh putrinya empat minggu sebelumnya, mengaku memilih hukuman itu karena putrinya sangat takut air.
Tabor yang merupakan salah seorang prajurit di markas Lewis-McChord di Tacoma, Washington, ditangkap setelah terlihat berjalan-jalan di sekitar rumahnya dengan mengenakan helm militer Kevlar dan mengancam akan memecahkan kaca jendela.
Polisi menemukan dugaan mengenai waterboarding ketika mereka pergi ke rumahnya di pinggiran kota Tacoma Yelm dan berbicara dengan pacarnya.
Perempuan itu memberitahu polisi mengenai dugaan penyiksaan dan ketakutan putri Tabor yang ditemukan bersembunyi di lemari, dengan memar di punggung dan tanda guratan di leher dan tenggorokan.
Saat ditanya mengapa ia memperoleh memar di tubuhnya, gadis kecil itu menjawab: “Ayah yang melakukannya.”
Selama introgasi, Tabor mengaku menyeret putrinya, meletakkan di meja dapur dan membenamkan wajahnya ke dalam semangkuk air.
Sersan Rob Carlson mengatakan hukuman itu dilakukan karena gadis tidak bisa melafalkan alfabet.
Polisi tidak mengungkapkan pengalaman militer Tabor, tetapi markas Lewis-McChord merupakan rumah bagi unit-unit yang telah bertugas di Irak dan Afghanistan.
Putri Tabor itu telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk memperoleh perawatan. Ibu kandungnya tinggal di Kansas tetapi Tabor telah diberikan hak asuh oleh pengadilan atas putrinya itu setelah ia bercerai dengan istrinya. (althaf/daily/arrahmah.com)