SARGODHA (Arrahmah.com) – Lima mujahid asal Amerika yang berniat untuk bergabung dengan jihad di Afghanistan namun tertangkap di Pakistan, mereka mengatakan dalam sebuah surat bahwa mereka terus mengalami penyiksaan selama berada di dalam tahanan Pakistan.
Siksaan yang mereka dapatkan dilakukan oleh polisi murtad Pakistan dan agen FBI, salah satu siksaan yang terberat adalah sengatan listrik. Kabar mengenai kelimanya tidak lagi terdengar sejak sidang pengadilan terakhir yang tidak menghasilkan apa-apa dan ditunda dalam waktu dua minggu lebih.
“Sejak kami ditangkap, AS (FBI) dan polisi Pakistan terus menyiksa kami,” salah satu kalimat yang tertulis dalam surat mereka.
“Mereka mencoba untuk menyetir kami. Kami tidak bersalah. Mereka mencoba menyembunyikan kami dari para awak media, keluarga dan pengacara. Tolong kami.”
Salah satu pengacara mereka, Tariq Asad mengatakan bahwa mereka mendapat siksaan dengan disengat listrik dan salah satu penyiksanya memperingatkan agar mereka tidak membukanya di hadapan media atau pengadilan. Ramy Zamzam, salah satu dari kelimanya mengatakan bahwa polisi Pakistan menghancurkan passport miliknya.
Pengacara mereka mengatakan bahwa kelimanya berniat menuju Afghanistan dan tidak memiliki rencana untuk menyerang Pakistan. Khalid Khwaja, salah seorang aktivis yang selalu memberikan pembelaan terhadap tahanan “militan”, menunjukkan salinan surat yang ditulis Zamzam untuk orangtuanya. Dalam suratnya, Zamzam menceritakan penyiksaan yang dialaminya dan meminta orang tuanya untuk senantiasa mendoakannya. Zamzam (22), adalah mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Howard, Washington. (haninmazaya/tum/arrahmah.com)