JAKARTA (Arrahmah.com) – Kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun menjadi 70 persen. Salah satu faktornya, SBY dinilai salah memilih para pembantunya.
“Dulu ketika SBY memilih Boediono sebagai wapres saya optimis negara ini bisa take off sebagai negara yang baik. Tapi saya tidak percaya lagi pada dia ketika dia memilih menteri-menterinya,” ujar politisi Golongan Karya (Golkar) Jefri Geovani.
Hal itu disampaikan Jefri saat jumpa pers evaluasi 100 hari kinerja Pemerintahan SBY-Boediono oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Kantor LSI, Jl Terusan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/1).
Menurutnya, salah memilih menteri ini bisa membuat SBY terkena the second term curse (kutukan periode kedua), kinerjanya tidak moncer seperti periode pertama. Seperti yang dialami beberapa presiden di Amerika Serikat (AS) seperti Ronald Reagan, George W Bush dan Bill Clinton.
“SBY betul-betul nggak punya pilihan tapi menurut saja apa yang disodorkan partai-partai,” jelasnya.
Jefri pun mengambil contoh Menteri Hukum dan HAM yang menanggapi permasalahan gambar Burung Garuda di kaos Giorgio Armani.
“Menteri Hukum bilang Garuda di kaos Armani itu melanggar hak paten. Itu kan salah, hak paten itu untuk ciptaan yang berkaitan dengan teknologi. Hak cipta lebih tepat walaupun itu nggak benar juga,” kritik Jefri.
Sementara anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) Hayono Isman mengatakan, dalam politik pembantu presiden yang berkarakter baik saja tidak cukup. Hayono mencontohkan Boediono yang berkarakter dan berintegritas tinggi.
“Pak Boed itu tidak berpotensi menjadi koruptor. Saya bisa jamin. Beliau tidak punya bakat jadi koruptor, tidak punya ambisi,” jelas Hayono.
Karena itu, SBY memilih Boediono yang tidak punya ambisi, bukan mengajukan diri sebagai wapres. Padahal banyak saat itu menawarkan diri menjadi wapres.
Namun Hayono menyesalkan akhir-akhir ini Boediono menjadi ‘sasaran tembak’ kasus Bank Century. “Karakter Pak Boed orang baik. Pak Boediono korban daripada pembunuhan karakter,” jelas Hayono. (Detik, 27/1))
Amien: Pemerintahan SBY Kocar-kacir
Sementara itu, Guru besar ilmu politik yang juga mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Amien Rais, mengatakan, bahwa program kerja 100 hari pemerintahan SBY sedikit kocar-kacir akibat adanya skandal kasus Bank Century (BC).
“Kasus Bank Century telah menyedot perhatian masyarakat dan menguras energi pemerintahan SBY, karena pemerintah fokus pada penyelesaian kasus tersebut secara transparan dan cepat,” paparnya usai melakukan penanaman pohon dalam gerakan wakaf pohon di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (27/1).
Bahkan kata Amien, semua menteri dalam pemerintahan SBY jika melakukan sidang pembahasannya juga tentang kasus tersebut. “Yang lain hanya sampiran saja,” tambahnya.
Meskipun telah menyedot banyak energi, namun Amien melihat penyelesaian kasus BC tersebut belum kelihatan. Bahkan menurutnya penyelesaian kasus itu pun sekarang telah menyentuh pada hal-hal yang “sensitif”.
“Kalau saya usulkan, kembali saja ke fokus permasalahan, yaitu pertama, siapa pimpinan atau pejabat tinggi yang telah merobohkan pagar keuangan negara sehingga dua tokoh itu menjadi pagar makan tanaman. Kedua, mereka yang merampok BC apakah itu Tantular atau siapa segera ditangkap dan ditindak tegas,” paparnya.
Diakui Amien, kasus BC tersebut harus ada yang bertanggungjawab. Tidak mungkin kasus tersebut tidak ada yang bertanggungjawab, apakah itu Bank Indonesia maupun Departemen Keuangan.
Namun begitu, Amien mengaku termasuk kelompok orang yang sangat berhati-hati terkait kasus tersebut. Walaupun begitu, terkait perlu tidaknya pemanggilan atau impeachment terhadap presiden SBY, Amien mengaku hal itu tidak perlu.
Pasalnya kata Amien, kasus tersebut sudah sangat jelas bahwa yang bertanggungjawab adalah tokoh di BI dan Depkeu. “Bayangkan, Menteri Keuangan melaporkan uang sebanyak itu hanya melalui short message system (SMS). Bahkan ada yang menilai bahwa uang yang disetor ke LPS bukan uang negara. Ini harus dikejar, siapa saja yang menerima harus dikejar,” terang Amien.
Karenan itulah, Amien berharap Pansus BC saat ini lebih fokus pada dua hal tersebut yaitu siapa yang memimpin dan kemana saja aliran dana itu dikirimkan serta melakukan penangkapan pada perampok dana nasabah. “Kasus Century ini harus segera ditutup dengan fokus itu dan SBy mulai lagi program kerja 100 hari kedua,” tambahnya Amien. (voa-islam/arrahmah.com)