WASHINGTON (Arrahmah.com) – Administrasi Obama berencana meminta Kongres untuk menambah anggaran perangnya yang sudah tak terlalu populer di Afghanistan dan Irak sebesar $33 miliar. Jumlah itu di luar jumlah $708 miliar yang diajukan untuk anggaran Departemen Pertahanan tahun depan, Associated Press melaporkan.
Pemerintah Obama pun berencana untuk mengumumkan di hadapan Kongres pada bulan depan bahwa tujuan utama militer dalam empat tahun berikutnya akan mencakup memenangkan perang yang saat ini sambil mencegah adanya kemungkinan bentuk perlawanan baru dan akan menyatakan bahwa inti dari misi perangnya mencakup dua agenda penting yakni operasi anti-pemberontakan dan operasi anti-terorisme.
Permintaan Obama ini datang seiring dengan semakin meningkatnya korban dari tubuh militer AS di Afghanistan (selama 2010, sedikitnya sudah ada 12 kasus kematian). NATO mengumumkan kematian dua tentara Amerika pada hari Rabu (13/1) di Kabul, dan menyatakan bahwa kedua tentara itu tewas akibat sebuah bom IED di Afghanistan timur. Tidak ada informasi terperinci lainnya yang diberikan.
Tinjauan Pertahanan Empat Tahunan (Quadrennial Defense Review) yang menjadi catatan penting doktrin militer AS, akan dibacakan di hadapan Kongres pada 1 Februari mendatang. Sejumlah komandan tinggi militer AS berkumpul di Pentagon pada hari Senin dan Selasa untuk membahas hal ini. Mereka juga menerima gambaran singkat mengenai rencana anggaran administrasi hingga 2015.
Tinjauan empat tahunan ini menguraikan enam wilayah utama yang difokuskan dalam perang , merinci potensi beserta sejumlah target yang ingin dikembangkan Pentagon. Pesawat tanpa awak yang selama ini digunakan sebagai pengintai dan penyerang di Afghanistan dan Pakistan adalah prioritas utama. Bahkan AS berencana untuk mempercepat pembelian Reaper baru, juga memperluas operasi Predator dan Reapernya hingga 2013.
Tambahan anggaran senilai $33 miliar di tahun 2010 ini pada dasarnya akan dipakai untuk perluasan perang di Afghanistan. Obama memerintahkan 30.000 pasukan tambahan untuk dikirim ke Afghanistan sebagai bagian dari perombakan strategi perangnya akhir tahun lalu.
Tapi perdebatan seputar anggaran perang yang terus membengkak ini juga cenderung mengakibatkan keretakan melebar antara administrasi Obama dengan para petinggi kubu Demokrat, yang telah mempertimbangkan opini publik di Amerika sendiri yang melawan aksi militer negaranya.
Menurut perhitungan, anggaran untuk operasi militer AS di Irak dan Afghanistan pada 2010 akan mencapai $128 miliar. Angka itu kemungkinan besar akan naik hingga $159 miliar tahun depan di bawah proposal yang tengah disiapkan untuk Kongres.
Pentagon mengklaim pendanaan perang AS akan menurun tajam pada tahun 2012, menjadi $50 miliar, dan AS akan tetap berada di kedua negara (Irak dan Afghanistan) hingga 2015. Hal itu dilakukan atas dasar perhitungan bahwa Amerika Serikat harus menghemat uang dari penarikan pasukan di Irak, serta prediksi bahwa angin perang Afghanistan akan mulai mereda di pertengahan 2011.
Obama telah berjanji bahwa pasukan Amerika akan mulai menarik diri dari Afghanistan pada bulan Juli 2011, tetapi para penasihat pertahanan tidak menetapkan batas waktu itu untuk menghentikan perang.
Pentagon pun memberikan gambaran bahwa secara keseluruhan anggaran pertahanan yang dibutuhkan akan mencapai $616 miliar pada 2012; $632 miliar pada tahun 2013; $648 miliar pada tahun 2014; dan $666 miliar pada tahun 2015.
Menteri Pertahanan Robert Gates dan ketua Kepala Staf Gabungan AS Laksamana Mike Mullen, diperkirakan akan memberi presentasi kepada Kongres mengenai anggaran dan tinjuan kebijakan perang AS pada bulan Februari.
Tinjauan empat tahunan ini merupakan merupakan pernyataan penting yang memuat tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah AS. Dalam agenda perangnya saat ini, kebijakan AS memfokuskan diri pada upaya untuk menambah anggaran secara besar-besaran dan menambah jumlah pasukan operasi khusus, melawan senjata pemusnah massal yang dikembangkan oleh beberapa negara, melawan ancaman terorisme, serta memperketat keamanan cybernya. (althaf/cbs/arrahmah.com)