KABUL (Arrahmah.com) – Taliban mengaku bertanggung jawab pada Kamis (31/12), melakukan penyusupan ke pos CIA sehingga terjadilah ledakan yang menewaskan tujuh staf intelijen Amerika dan melukai enam orang lainnya. Insiden ini dianggap sebagai serangan paling menyeramkan dalam sejarah CIA.
Di Washington, direktur CIA Leon Panetta mengatakan tujuh tewas dalam serangan hari Rabu (30/12).
“Mereka berada jauh dari rumah dan dekat dengan musuh, bekerja keras untuk melindungi negara kita dari terorisme.”
Serangan itu merupakan pukulan telak bagi CIA, yang mengklaim hanya mengalami kerugian empat kali serangan dari mujahidin di Afghanistan sejak 11 September 2001. Dan kejadian Rabu itu merupakan kejadian paling mematikan bagi Amerika sejak 3 Oktober, dimana delapan tentara tewas saat mujahidin menyerang sebuah pangkalan terpencil, juga di Afghanistan timur.
Di antara mereka yang tewas adalah kepala operasi CIA di Camp Chapman, provinsi Khost Afghanistan timur, lapor Associated Press. Mantan pejabat CIA mengatakan basis tersebut, yang merupakan basis pusat dari tiga basis CIA lainnya, digunakan untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan operasi CIA dan pengumpulan informasi intelijen di provinsi yang juga merupakan sarang dari kegiatan mujahidin Taliban.
“Masih banyak yang harus dipelajari tentang kejadian itu,” kata juru bicara CIA, George Little. “Kuncinya adalah bahwa melawan terorisme merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya. Kawan kami yang gagal dan terluka yang berada di garis depan, melakukan operasi penting untuk melindungi negara kami.”
Seorang pejabat intelijen AS mengatakan serangan it akan dibalas melalui operasi kontraterorisme yang sukses dan agresif, dan mengatakan bahwa terdapat iklim yang sangat menentukan di markas CIA di Langley, Va.
Sebelumnya, seorang pejabat AS yang memberikan penjelasan mengenai ledakan mengatakan delapan warga sipil Amerika Serikat dan seorang Afghan tewas.
Serangan itu juga terjadi pada hari yang sangat mengerikan bagi pasukan NATO. Sebuah bom tepi jalan, yang juga diklaim oleh Taliban, menewaskan empat tentara Kanada dan seorang wartawan Kanada di Afghanistan selatan.
Juga pada hari Kamis, PBB mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa serangan akhir pekan lalu oleh pasukan asing di Afghanistan timur menewaskan delapan siswa. Serangan itu memicu protes oleh warga Afghanistan terhadap pasukan asing. Sementara itu, Departemen Luar Negeri Perancis mengatakan, dua wartawan Prancis dan pemandu lokal mereka hilang di Afghanistan.
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang perwira Angkatan Darat Nasional Afghanistan yang mengenakan rompi bunuh diri masuk ke dalam pangkalan CIA dan meledakkan dirinya di dalam gym.
Belum ada konfirmasi bahwa pelaku pengeboman dalam serangan terhadap pangkalan AS adalah anggota militer Afghanistan. Jenderal Mohammad Zahir Azimi, jurubicara Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan, tidak ada prajurit Tentara Nasional Afghanistan yang berada di pangkalan.
Tetapi seorang pejabat di Khost Afghanistan mengatakan Amerika telah mempekerjakan sekitar 200 warga Afghanistan untuk membantu keamanan di pangkalannya. Mereka ditempatkan pada lingkaran luar benteng, meskipun beberapa orang di dalam, kata pejabat yang meminta untuk dirahasiakan identitasnya.
“Ini bukan pertama kalinya bahwa pasukan Afghanistan telah melakukan serangan itu untuk membunuh orang Amerika atau asing,” kata Taliban, mengutip pembunuhan terhadap tentara Amerika dan melukai dua Italia pekan ini di provinsi Badghis.
NATO tidak memberikan rincian mengenai insiden itu, tapi Jenderal Afghanistan Jalander Syah Bahnam mengatakan seorang tentara Afghanistan melepaskan tembakan di sebuah basis di distrik Bala Murghab.
Pesan online yang diposting oleh Taliban Afghanistan mengatakan 20 staf CIA tewas dan 25 orang lain luka-luka, menurut SITE Intelligence Group, organisasi pelacakan ‘teroris’. Organisasi ini mengatakan bahwa Taliban sering membesar-besarkan jumlah korban dari pihak musuh.
Pejabat Afghanistan menegaskan tidak anggota Tentara Nasional atau Polisi Nasional Afghanistan bekerja di pangkalan.
Forward Operating Base Chapman digunakan sebagai pangkalan militer, namun kemudian berubah menjadi basis CIA, menurut seorang pejabat AS. Beberapa personil, laki-laki dan perempuan, bekerja di sana sebagai Tim Rekonstruksi Provinsi, salah satu dari beberapa unit gabungan sipil-militer yang bertugas untuk mengamankan dan mengembangkan daerah-daerah di Afghanistan. Seorang juru bicara NATO mengatakan ada personil lain yang ditugaskan di Chapman juga, tetapi dia mengatakan dia tidak bisa menjelaskannya. (althaf/ap/arrahmah.com)