KAIRO (Arrahmah.com) – Presiden Mesir Hosni Mubarak pada hari Selasa (29/12) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rangka menghidupkan kembali proses perdamaian dan mengangkat blokade Israel di Jalur Gaza. Demikian dilaporkan oleh kementerian luar negeri Mesir.
Setelah menghadiri pertemuan antara Mubarak dan Netanyahu, Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Washington untuk menyelidiki tawaran pemerintah AS pada pihak-pihak Arab dan mempelajari kembali visi Mesir tentang bagaimana memobilisasi usaha-usaha perdamaian sehingga tujuan akhir benar-benar tercapai.
Mubarak berdiskusi dengan Netanyahu, dalam kunjungan ketiganya ke Mesir sejak menjabat, mengenai cara menghidupkan kembali ‘proses perdamaian’ dan sarana mengangkat blokade Israel di Jalur Gaza dan penyelesaian masalah pengungsi Palestina.
Mubarak mengulangi seruan terhadap Israel untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina, menghilangkan hambatan dan menyediakan fasilitas bagi pergerakan warga Palestina di wilayah-wilayah pendudukan dan membantu untuk mengembangkan ekonomi Palestina.
Abul Gheit mengklaim pertemuan itu sebagai pertemuan ‘positif’ dan mengatakan ia melihat respon aktif dari pihak Israel atas permintaan Mesir, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan untuk mengurangi tekanan pada Palestina.
“Israel berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang akan mengurangi tekanan terhadap Palestina,” katanya.
Kunjungan Abul Gheit bersama-sama dengan kepala intelijen Mesir Omar Suleiman ke Washington dilakukan seiring dengan permintaan administrasi Obama yang meminta beberapa pihak untuk menyusun surat jaminan bagi Israel dan Palestina untuk bernegosiasi. (althaf/xnh/arrahmah.com)