KABUL (Arrahmah.com) – Kematian sipil di Afghanistan meningkat lebih dari 10 persen dalam 10 bulan pertama tahun 2009, ungkap PBB pad Selasa (29/12), di tengah meningginya kemarahan atas tuduhan pembunuhan anak-anak dalam operasi militer Barat.
Angka yang dikeluarkan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) pada AFP memperlihatkan terdapat 2.038 warga sipil yang tewas pada 10 bulan pertama perang Afghan tahun 2009, jumlah ini meningkat 10,8% dibanding 10 bulan pertama tahun lalu yang berjumlah 1.838 jiwa.
Angka-angka itu dirilis sehari setelah Presiden Hamid Karzai meluncurkan sebuah investigasi yang melaporkan bahwa 10 orang, sebagian besar dari mereka anak-anak sekolah, tewas dalam serangan yang didalangi oleh pasukan asing di dekat perbatasan Pakistan.
Kematian warga sipil di tangan pasukan asing memicu ketidakpercayaan penduduk Afghan pada pemerintahnya, serta pasukan AS dan NATO.
Perang Afghanistan kini telah berlangsung hampir sembilan tahun dan tahun 2009 menjadi tahun dengan jumlah pasukan salibis terbanyak, serta menyebabkan lebih banyak pertempuran dengan Taliban.
Terdapat lebih dari 110.000 tentara asing yang ‘berperang melawan terorisme’ di bawah komando AS dan NATO, dengan angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 150.000 orang pada akhir 2010 dengan kedatangan 30.000 lainnya dari AS dan 6.800 dari berbagai negara sekutu yang tergabung dalam NATO.
Jenderal Stanley McChrystal, yang mengomandoi pasukan AS dan NATO di Afghanistan, telah mengklaim telah merancang sebuah prinsip sentral pertempuran dalam strategi barunya bahwa korban sipil harus diminimalkan.
Pada hari Sabtu di bagian timur provinsi Kunar, sebuah serangan oleh pasukan salibis Barat dilaporkan telah menewaskan 10 warga sipil, delapan di antaranya anak-anak sekolah, kata para pejabat Afghanistan.
Menanggapi kejadian tersebut, ISAF NATO mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa seputar kematian warga sipil di Kunar, namun Karzai bersumpah untuk melakukan penyelidikan.
“Presiden sungguh-sungguh sedih dan marah kemarin atas insiden provinsi Kunar,” kata juru bicara Karzai Waheed Omar.
“Lebih banyak upaya harus dilakukan untuk mencegah insiden seperti itu,” katanya kepada wartawan, dan menambahkan bahwa Karzai akan mengangkat isu sensitif di sebuah pertemuan puncak di negaranya di London bulan depan.
“Salah satu cara yang kami rasa dapat membantu mencegah korban sipil adalah bahwa pasukan keamanan Afghanistan harus diletakkan pada garis depan,” katanya.
Pelatihan aparat keamanan Afghanistan yang belum berpengalaman merupakan salah satu kunci dalam strategi Presiden AS Barack Obama untuk menarik jumlah pasukannya, meskipun polisi dan tentara Afghanistan menyatakan kurang dalam merekrut dan pendanaan. (althaf/afp/arrahmah.com)