ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Tekanan pemerintah Obama terhadap kepemimpinan militer Pakistan membuahkan hasil, kata salah satu sumber terpercaya di Washington DC. Simber tersebut mengatakan bahwa badan intelejen kedua negara, ISI (Pakistan) dan CIA (Amerika Serikat), saat ini sedang bersiap-siap untuk mengintensifkan operasi di Baluchistan.
Seorang pejabat senior pejabat Pakistan mengatakan pada hari Selasa (22/12) bahwa ISI dan CIA, telah melaksanakan lima puluh operasi bersama baru-baru ini. “Ini adalah keterlibatan yang sangat kompleks. CIA dan ISI saling bergantung satu sama lain, tidak hanya untuk keberhasilan operasi ini, tetapi untuk saling mengawasi,” kata pejabat, seolah-olah ingin menekankan bahwa ada kerjasama yang solid antara dua badan intelijen tersebut.
Pejabat pemerintah Pakistan mengeluh bahwa tentara mereka berlebihan dan kurang dihargai dalam penanganan ‘terorisme’ di Swat, Waziristan Selatan dan Orakzai.
Pemerintah Obama telah mengirimkan beberapa pejabatnya ke Islamabad selama dua minggu terakhir, dan mendesak Pakistan untuk mengatasi Waziristan Utara serta mengizinkan serangan pesawat tak berawak melakukan penyerangan di provinsi barat Baluchistan.
“Kami rasa, operasi bersama ini lebih sukses di Baluchistan. Serangan predator akan menjadi kontraproduktif,” kata pejabat Pakistan. Ia mengakui bahwa pemerintah Obama semakin gencar memberikan tuntutannya dan telah memperingatkan Jenderal Kayani: “Anda atau kami yang akan melakukannya!”.
Seorang penasihat penasihat sipil komandan pasukan khusus Ameirika di Afghanistan, Seth Jones, dalam artikel New York Times, yang berjudul “Membawa Perang ke Pakistan”, berpendapat bahwa perang Afghanistan dijalankan dan diorganisir dari Baluchistan oleh majelis syura di Quetta yang terdiri dari 15 orang pimpinan Mullah Omar.
“Hampir semua pertemuan penting Taliban berlangsung di provinsi itu, dan banyak dari kelompok pemimpin dan komandan militer Taliban yang berbasis di sana,” klaim Jones.
Hubungan rahasia tentara Pakistan dengan mitranya Amerika Serikat ini sebetulnya bukan lagi hal yang mengejutkan.
Selama Musharaf masih menjabat, menurut laporan Guardian edisi Selasa, pasukan khusus Amerika telah melakukan beberapa serangan secara diam-diam ke daerah-daerah kesukuan Pakistan. Seorang mantan perwira NATO mengatakan kepada Guardian bahwa penyerangan terjadi antara 2003 dan 2008, dan melibatkan tentara elit yang diam-diam melintasi perbatasan dengan helikopter pada malam hari.
“Seperti halnya keengganan menolerir serangan predator CIA di daerah kesukuan, publik pun menyambut tanda-tanda Amerika yang semakin menjejakkan kakinya di daratan Pakistan dengan pengecaman dan penolakan,” lapor Guardian.
Lain halnya dalam tubuh pemerintah dan militer Pakistan. Dinamika telah berubah. Angkatan Darat Pakistan memang tidak mengizinkan serangan pesawat tanpa awak AS di Baluchistan, tapi tak menolak dan justru menyambut baik ‘ajakan’ untuk melakukan operasi gabungan bersama mereka. (althaf/la/ansr/arrahmah.com)