LONDON (Arrahmah.com) – Inggris memutuskan jadwal penyerahan kendali keamanan yang dibebankan pada tentaranya kepada pasukan Afghanistan pada bulan Januari. Gordon Brown menentukan hal tersebut untuk meyakinkan para pemilihnya tentang misi perang di Afghanistan.
Brown telah menawarkan London sebagai tempat perundingan internasional tahun depan dan telah meningkatkan prospek bahwa hal itu bisa menjadi permulaan penyusunan rencana penarikan mundur pasukan asing dari Afghanistan.
“Masyarakat internasional akan bertemu untuk menyetujui rencana yang akan kami berikan untuk Afghanistan tahun berikutnya,” katanya di Gedung Mansion.
“Saya ingin konferensi itu menjadi sarana untuk mengkerangkakan politik yang komprehensif yang di dalamnya terkandung strategi militer yang dapat dicapai. Termasuk membicarakan pemindahan kewenangan pada pasukan Afghanistan dari pasukan internasional, distrik demi distrik, jika mungkin, jadwal pemindahan tersebut dimulai pada 2010.”
“Karena hanya Afghanistan sendiri yang mampu mempertahankan keamanan rakyat mereka dan menunjukkan pada dunia bahwa wilayah Afghanistan bukanlah basis teroris. Dan saat itulah strategi Afghanisasi kita akan berhasil dan pasukan kita bisa pulang.”
Pidato Brown pada perjamuan Walikota itu merupakan salah satu upaya terbaru untuk memperoleh dukungan publik dalam perang. Tapi hal tersebut dilakukan bersamaan dengan diumumkannya tentara Inggris yang tewas dalam sebuah ledakan di Afghanistan.
Brown mengatakan bahwa kepala pasukannya percaya akan ada kesempatan untuk menyebabkan “kekalahan dalam tubuh al Qaidah” setelah keberhasilan para mujahidin.
Brown mengklaim, “Sejak Januari 2008, tujuh dari selusin anggota al Qaidah telah tewas, dan jumlahnya semakin menipis.”
Sementara itu, pedoman operasi baru angkatan darat mengatakan bahwa pasukan Inggris di Afghanistan harus menggunakan uang sebagai cara untuk memperoleh dukungan dari Taliban.
“Uang dapat menjadi pengganti kekuatan jika digunakan dengan hati-hati,” demikian isi dari pedoman tersebut.
Detail dokumen Angkatan Darat itu berisi berbagai metode untuk memerangi mujahidin. Termasuk penggunaan uang, pedoman itu menyatakan: “Dalam perang untuk mempengaruhi aktor-aktor yang menentukan, penggunaan uang dengan bijaksana dapat membantu membujuk individu dan kelompok pemberontak untuk menerima otoritas dan legitimasi pemerintah tuan rumah.” (althaf/msn/ansr/arrahmah.com)