Kekhawatiran sedang melanda komunitas Muslim Skotlandia. Kekhawatiran itu dipicu oleh pagelaran drama musikal berjudul “Jihad the Musical” yang ceritanya ditampilkan dengan gaya satir tentang “para ekstrimis Islam.”
Drama itu merupakan bagian dari acara Edinburgh Fringe Festival, salah festival seni terbesar di dunia yang akan digelar mulai hari ini, Rabu (1/8).
Komunitas Muslim Skotlandia khawatir drama musikal itu akan makin memicu Islamofobia di negeri itu. Apalagi belum lama ini terjadi serangan bom mobil yang gagal di bandara Glasgow. Ditambah lagi drama musikal itu menampilkan sejumlah lagu yang antara lain berjudul “I Wanna Be Like Osama” dan “I Olny See Your Eyes.”
“Jihad the Musical” mengisahkan tentang seorang petani Aghanistan bernama Sayid yang terjebak ke dalam kelompok para “jihadis”, yang merencanakan serangan ke Barat.
Namun rencana itu diketahui oleh seorang reporter bernama Foxy Redstate. Ia merayu Sayid agar bisa mendapatkan berita eksklusif dengan harapan Redstate akan menjadi wartawan terkenal dengan beritanya itu.
Puncaknya, pada malam menjelang serangan, perang batin terjadi dalam diri Sayid, kepada siapa ia harus berpihak. Pada kakak perempuannya yang sok “bossy”, pada media yang haus darah, atau pada kelompok “jihad”nya.
Dalam lagu berjudul “I Wanna Be Like Osama” Sayid bahkan mengatakan ingin “menghancurkan dunia dengan bom” agar bisa mengubahnya menjadi dunia yang lebih Islami.
Melihat isi ceritanya yang tendensius, aktivis Muslim yang juga manajer Islam Festival Edinburgh (IFE) Sohaib Saeed mengatakan, drama musikal itu akan membuat persepsi negatif tentang Islam makin memburuk.
“Saya mendesak produser dan penulis cerita agar membedakan antara ekstrimis dengan mereka yang benar-benar menjalankan ajaran agamanya, ” ujarnya.
“Bagaimana Anda bisa membuat masalah terorisme sebagai banyolan dan tertawa melihat orang yang mengajarkan ekstrimisme serta kekerasan terhadap orang-orang tak berdosa, ” kritik Saeed.
Ia menyatakan tidak sependapat dengan penulis naskah dan penulis lirik lagu dalam drama tersebut, Zoe Samuel. Penulis asal Inggris itu mengatakan drama tersebut ia buat tidak lepas dari kebiasaan orang-orang Inggris yang kerap tertawa ketika ditimpa kemalangan.
“Saya tidak bisa melihat kontribusi positif dari drama musikal semacam itu. Bagaimana kita bisa menyebutnya hiburan yang positif jika isinya menyinggung masalah-masalah sensitif seperti terorisme, ” tandas Saeed.
Ia menambahkan, masalah terorisme adalah masalah yang serius, karena sudah memakan banyak korban tak berdosa. Dan semua warga di dunia, kata Saeed, saat ini masih terus berjuang melawan terorisme. (ln/iol)
Sumber: Eramuslim