Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih,
Tahun ini, Helmand, sebuah provinsi yang terletak di bagian selatan Afghanistan, menjadi target serangan mengerikan oleh penjajah Inggris dan Amerika. Pasukan Amerika dikirim ke Afghanistan sesuai strategi baru Obama yang dikerahkan di provinsi ini sebagai bagian dari upaya penguasa Amerika untuk meningkatkan semangat tentara Inggris yang mulai mengendur di sana.
Sebelum meluncurkan serangan terhadap Mujahidin di provinsi Helmand, media Amerika sudah mulai melancarkan propaganda mereka sendiri. Mereka menyebut operasi tersebut, operasi militer terbesar yang pernah diluncurkan oleh marinir AS pasca Perang Vietnam, diklaim akan memberangus semua Mujahidin di daerah yang mereka duduki dengan strategi “genggam dan bangun” (hold and build strategy). Berbagai helikopter dan pesawat-pesawat tempur menyerbu Helmand, termasuk tank militer Humvees menuju ke beberapa distrik seperti Khan shin, Nad Ali, Garam Sir, Gereshk dan sekitarnya di wilayah Lashkar Gah, ibukota provinsi Helmand.
Menurut rencana taktis yang disusun oleh Mujahidin, Mujahidin mundur dari daerah-daerah tertentu untuk mendorong pasukan musuh memasuki daerah-daerah di mana mereka akan menjadi sasaran empuk bagi Mujahidin. Ketika tentara musuh tersebar di daerah tersebut, terjebaklah, dam korban dari pihak mereka meningkat setiap harinya. Secara bersamaan, media Barat pun semakin menurun dalam menggembar-gemborkan misi perang AS ini karena mereka tidak siap untuk melaporkan kematian yang semakin tinggi dalam tubuh militer asing yang menderita di tangan Mujahidin setiap harinya. Bagi banyak orang, mungkin masih merupakan misteri bahwa mengapa media barat seolah membungkam Helmand. Namun, Inggris dan tentara Amerika yang berbasis di Helmand tahu jawaban atas pertanyaan ini karena mereka menjadi saksi atas jatuhnya korban setiap hari dengan mata mereka sendiri.
Di utara Helmand, semua distrik, yang berada di tangan Mujahidin sebelum awal operasi, masih di tangan mereka. Di selatan di mana operasi terkonsentrasi, Mujahidin telah kembali ke distrik Khanshin, Marji dan Garam Sir. Musuh mampu membangun sebuah pangkalan militer di padang pasir sana, tapi sekarang mereka tidak akan mampu menjadikannya sebagai jalur logistik. Mereka harus bergantung hanya pada transportasi udara untuk pengiriman logistik. Di Nad Ali, mereka dipaksa untuk mengevakuasi basis mereka, yang telah mereka bangun pada awal serangan. Di Garam Sir, mereka mencoba untuk membangun bekas basis mereka. Sehingga tidak ada basis baru yang mereka bangun di sana.
Tentara Inggris menduduki beberapa daerah di Babaji, Pashak dan Masjid Putih tapi mereka tidak mampu mempertahankan untuk jangka waktu yang lama dalam menghadapi serangan intensif Mujahidin. Jadi mereka menarik diri dari semua daerah. Masalah utama mereka adalah pasokan logistiknya. Ketika tank dan kendaraan logistik keluar dari pangkalan militer mereka untuk patroli dan pengiriman logistik, mereka menjadi sasaran empuk bagi Mujahidin. Di sisi lain, bom pinggir jalan selalu mengincar musuh, menjadikan jalanan sebagai kuburan bagi mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan pesawat transportasi untuk pasokan logistik daripada menggunakan rute darat.
Singkatnya, di Helmand, strategi baru jenderal Amerika di Afghanistan, McCrystal telah menghadapi kegagalan yang sempurna. Operasi Pedang dan Cakar Harimau tidak bisa diimbangi oleh para penjajah itu.
Kekalahan pasukan asing ini membuktikan bahwa pendekatan militer yang dipilih oleh penjajah sebagai strategi itu tidak pernah bisa cukup. Mereka harus kembali merenggut untuk merenungkan pilihan lain seperti penarikan mundur pasukan dari Afghanistan dan mengabulkan hak-hak fitrah rakyat Afghan atas kemerdekaan dan pembentukan sebuah pemerintahan Islam. Jika tidak, perekonomian dan sosial mereka (AS) akan terus terluka dan hancur seperti negara almarhum Uni Soviet yang hancur setelah menduduki Afghanistan selama sepuluh tahun.
Imarah Islam Afghanistan
25 Dzulkaidah 1430 H / 13 November 2009
(althaf/tum/arrahmah.com)