PESHAWAR (Arrahmah.com) – Perlawanan gigih Taliban pada hari Kamis (12/11) menewaskan sedikitnya 17 tentara boneka Pakistan. Hari itu diklaim pejabat militer sebagai hari paling mematikan sejak pihaknya melancarkan serangan ofensif besar-besaran di Waziristan Selatan.
Pakistan telah menurunkan sekitar 30.000 pasukan, yang didukung oleh serangan pesawat tempur dan helikopter, dalam pertempuran yang dilakukan untuk mendukung misi AS menghancurkan Tehrik-e-Taliban di distrik Waziristan Selatan.
Tetapi pasukan boneka ini justru terjebak dalam perlawanan kuat Taliban saat mencoba membersihkan mujahidin dari wilayah Kanigurram yang merupakan daerah perbatasan Pakistan dengan Afghanistan di mana pejabat Amerika mengatakan di tempat itulah al-Qaidah merencanakan serangan terhadap Barat.
Setidaknya ada 15 tentara yang tewas dalam pertempuran, sementara sebuah bom pinggir jalan di daerah Sararogha menyebabkan dua orang pasukannya tewas, kata para pejabat.
Kantor pers militer sebelumnya mengklaim bahwa lima tentara dan 22 mujahid tewas dalam 24 jam terakhir minggu keempat serangan ofensif ini.
Tetapi tentara dan pejabat keamanan di daerah itu mengatakan kepada AFP bahwa kematian di tubuh militer Pakistan adalah sejumlah 17 orang dalam pertempuran yang diklaim paling mematikan sejak tentara beroperasi di tiga bidang di Waziristan Selatan 17 Oktober lalu.
“Lima belas tentara tewas dalam bentrokan,” kata seorang perwira militer pada AFP.
“Ini adalah pertama kalinya kami telah melihat perlawanan rumit seperti itu,” katanya.
Insiden Kamis itu terjadi satu hari setelah ranjau dan sergapan terpisah menewaskan 10 tentara Pakistan di distrik Mohmand, yang memperlihatkan bahwa perlawanan mujahidin telah menyebar.
Amerika Serikat telah menempatkan Pakistan di garis depan perang melawan al-Qaidah. Dan Pakistan semakin sibuk dengan memburuknya keamanan di negara tersebut, di mana serangan dan pemboman telah menewaskan sekitar 2.500 orang dalam waktu 28 bulan.
Pakistan yang telah meluncurkan serangan ofensif terhadap Waziristan untuk melawan sekitar 10.000 mujahid Tehrik-e-Taliban, bersumpah untuk menghancurkan benteng-benteng Taliban dan menyalahkan beberapa kelompok Islam yang menurut pemerintah ada di balik beberapa serangan bunuh diri paling mematikan di negara itu.
Tehrik-e-Taliban telah bersumpah untuk membalas pembunuhan pemimpin mereka, Baitullah Mehsud oleh rudal AS di bulan Agustus dan melawan serangan ofensif pemerintah yang sedang berlangsung.
Menurut militer, pertempuran tersebut telah menyebabkan lebih dari 250.000 orang terpaksa mengungsi, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendesak Pakistan untuk menjamin keselamatan dan keamanan warga sipil selama operasi. (althaf/afp/ansr/arrahmah.com)