MANILA (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton pada hari Kamis (12/11) bersumpah memberi dukungan pada Filipina untuk memerangi kelompok-kelompok Islam yang menurutnya terkait dengan jaringan al-Qaidah dan menyoroti peran militer AS dalam membantu negara tersebut.
Clinton sampai ke Filipina dalam kunjungan dua harinya setelah negara itu dilanda bencana mematikan bulan lalu yang menewaskan hampir 1.000 orang.
Ratusan tentara AS belum lama ini terlibat dalam latihan gabungan kontraterorisme dengan Filipina yang dilengkapi alat-alat berat, kapal dan helikopter, membantu Filipina melakukan pembersihan jalan, dan mengangkut makanan ke desa-desa terpencil.
“Kami sangat senang bahwa kami dapat merespon dengan cepat masalah ini (bencana) dengan aset militer yang kami miliki,” kata Clinton kepada wartawan.
“Para dokter dari Filipina dan Amerika bekerja berdampingan untuk membantu ribuan korban banjir. Kekuatan militer kami bekerja sama untuk pengangkutan ribuan ton makanan, peralatan dan barang penting lainnya, melalui udara.”
Selama kunjungannya ke beberapa sekolah yang rusak berat akibat banjir di kota Marikina Manila, Clinton mengumumkan tambahan bantuan 5 juta dolar.
“Kami sangat terpukul. Saya berharap mereka (AS) akan melihat berapa banyak kerusakan yang diakibatkan,” kata Kim Osorio, senior Sekolah Tinggi Nasional Malanday.
Clinton mengemukakan pakta militer AS-Filipina yang memungkinkan pengerahan pasukan AS dalam berbagai macam situasi merupakan salah satu pengejawantahan dari kerjasama AS yang berlandaskan saling menghormati dan dilakukan untuk kepentingan bersama.
Pasukan Amerika akan terus memberikan bantuan di Filipina, Clinton mengatakan, merujuk pada Visiting Force Agreement, perjanjian aliansi militer yang banyak ditentang oleh sayap kiri Filipina dan kekuatan nasionalis lainnya.
Senat Filipina baru-baru ini mengeluarkan sebuah resolusi yang menyerukan ketidakterikatan Manila untuk menegosiasikan kembali kesepakatan yang memungkinkan sekitar 600 pasukan AS untuk melatih dan mendampingi tentara Filipina memerangi Abu Sayyaf yang menurut AS terkait dengan al-Qaidah di selatan negara itu.
“Saya hanya akan menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat siap membantu rekan kami di Filipina yang berusaha untuk melawan ancaman terorisme dan ekstremisme dan kami bersedia mendukung mereka dengan cara apapun yang sesuai permintaan mereka,” kata Clinton. (althaf/ansr/arrahmah.com)