WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat sedang menggalakan usaha militernya di Afrika pada level baru di tengah-tengah kecurigaan bahwa Washington memiliki agenda tersembunyi lain di balik usaha militer yang selalu diklaim sebagai ‘bantuan’ itu.
Level baru aksi militer Amerika ini diperkirakan akan menerbangkan pesawat mata-mata tanpa awak dari kapal induk AS yang ada lepas pantai Seychellois, dalam rangka memata-matai bajak laut Somalia.
Washington juga mulai memberikan kendaraan militer dan peralatan komunikasi senilai 4,5 juta dolar pada Mali, sebagai salah satu bentuk peningkatan keterlibatan AS dalam mewujudkan ‘keamanan’ di wilayah Afrika.
Mali pun dilaporkan bekerja sama dengan AS untuk menghindari tuduhan yang mengatakan negaranya adalah tempat beroperasi al-Qaidah di Afrika Utara.
Perkembangan ini datang bersamaan dengan usaha Gedung Putih mencari alasan untuk membangun kehadiran militer besar-besaran di Afrika.
Para pejabat Amerika mengklaim dengan tegas bahwa ada ‘teror’ yang berkembang di Somalia terkait erat dengan jaringan luas perekrutan ‘terorisme’ yang, menurut mereka, bisa menjerat masyarakat Somalia-Amerika.
AS dilaporkan memulai mengoperasi pesawat mata-mata di atas Somalia sejak tahun 2006 yang ketika dibantu dengan ‘murah hati’ oleh Etiopia melalui intervensi militernya di negara Tanduk Afrika tersebut.
Mengomentari perkembangan itu, para analis mengingatkan bahwa dalih serupa digunakan AS untuk membenarkan invasi mereka di Afghanistan, serangan rudal di Pakistan, dan menyebarkan operasi militer di Irak, di mana penduduk sipil harus terus menanggung beban akibat intervensi AS ini. (althaf/arrahmah.com)