Seorang anggota Fraksi Hamas di Parlemen Palestina menyatakan, Amerika Serikat (AS) merupakan dalang di balik serangkaian konflik di Gaza.
Seorang anggota Fraksi Hamas di Parlemen Palestina, Mushir Al-Mishri, menyatakan,”AS merupakan dalang di balik serangkaian konflik di Gaza.” Al-Mishri menambahkan,”AS adalah penanggung jawab serangkaian konflik di Gaza.” Ditegaskannya pula,”Keliru besar mereka yang menduga dapat mengkoordinasi prakarsa nasional dengan mengharapkan dukungan asing serta dikte dan kehendak AS.”
Lebih lanjut Mushir Al-Mishri menandaskan,”Hamas diakui legalitasnya dan didukung oleh rakyat.” Dikatakannnya pula,”Segala langkah seperti kebijakan Pemimpin Otorita Palestina, Mahmoud Abbas, yang tak disepakati bangsa Palestina merupakan petualangan politik yang tak akan menguntungkan Mahmoud Abbas, Gerakan Fatah dan seluruh pihak Palestina. Satu-satunya opsi untuk semua pihak adalah perundingan.”
Sebagaimana diketahui, hari Kamis lalu, para pendukung Hamas telah berhasil memegang kendali kawasan Jalur Gaza. Sebelum Jalur Gaza dipegang kendali oleh para pendukung Hamas, Mahmoud Abbas membubarkan pemerintahan PM Palestina Ismail Haniyah dan menugaskan Salam Fayad untuk membentuk kabinet baru.
Sementara itu, para pejabat Hamas menilai direkemondasikannya Fayad, sebagai pemimpin pemerintahan darurat, meruapkan kudeta terhadap pemerintahan legal Palestina dan hal ini bertentangan dengan undang-undang dasar Palestina. Lebih dari itu, Fayad harus mendapat mosi kepercayaan para anggota Parlemen Palestina, sedangkan sebagian besar anggota Parlemen adalah pendukung Hamas.
Perdana Menteri Palestina yang dibebastugaskan, Ismail Haniyah, Sabtu, menunjuk kepala polisi baru setelah kelompoknya, Hamas, menguasai kendali sepenuhnya Jalur Gaza dari faksi saingan mereka, Fatah.
Tawfiq Jaber telah ditunjuk sebagai kepala polisi, selain itu Haniya juga menugaskan Said Fannunah mengubah struktur keamanan nasional yang merupakan alat keamanan utama Palestina.
Langkah itu dilakukan setelah kepala polisi pro-Fatah Jenderal Kamal al-Sheikh melarang anak buahnya di Gaza bekerjasama dengan Hamas, yang menyerbu kubu keamanan Fatah.
Haniyah menunjuk Sheikh sebagai kepala polisi di Jalur Gaza dan Tepi Barat pada 30 Mei.
Kelompok Hamas mendapatkan kendali penuh atas Gaza, Jumat, beberapa jam sesudah Presiden Palestina Mahmud Abbas dari Fatah membubarkan kabinet pemerintah persatuan yang baru berumur tiga bulan dan menyatakan negara dalam keadaan darurat. [cha, berbagai sumber/hid]