BANGKOK (Arrahmah.com) – Aparat keamanan Thailand menggerebek sebuah madrasah di selatan Thailand dan mengatakan bahwa mereka telah menahan 60 siswa dan guru untuk diintrogasi.
Menurut Kolonel Chamlong Ngamnet, hari Senin (12/10) penggerebekan itu dilakukan setelah terjadinya insiden penembakan terhadap iring-iringan seorang pejabat tinggi pegawai sipil di daerah tersebut.
“Kami telah menerima informasi bahwa beberapa orang mungkin memiliki informasi tentang insiden hari Sabtu dan bisa jadi di antara mereka memiliki keterkiatan dengan pemberontakan,” katanya, mengacu pada serangan di sekolah Saengtham Wittaya di kabupaten Bacho, provinsi Narathiwat.
Dia mengatakan polisi menemukan sebuah buku tentang bom bunuh diri di salah satu kamar di asrama sekolah.
“Kami akan membebaskan mereka yang tidak terlibat. Kami hanya ingin bertanya tentang kegiatan terbaru di sekolah dan di daerah,” kata Chamlong.
“Tidak ada yang cedera dalam serangan yang dilakukan oleh lebih dari 200 polisi dan tentara ini.”
Provinsi – Narathiwat, Pattani dan Yala – adalah daerah mayoritas Muslim di Thailand. Masyarakat muslim yang ada di daerah tersebut telah lama mengeluhkan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Namun, tidak ada sedikitpun respon, kecuali teror yang justru diberikan dengan kehadiran para tentara pemerintah bersenjata di wilayah tersebut. (althaf/ansr/arrahmah.com)