JAKARTA (Arrahmah.com) – Mantan tim sukses pasangan calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono, Rizal Mallarangeng, tiba-tiba tercatat di dalam daftar pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar periode 2009-2015 yang dipimpin Aburizal Bakrie.
Susunan pengurus harian DPP Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) di Pekanbaru, Riau, diumumkan di Hotel Labersa, Kamis (8/10) malam.
Anggota formatur dari wilayah timur, Ridwan Bae, mengatakan, Rizal yang juga adik kandung Juru Bicara Presiden, Andi Mallarangeng, menjabat Ketua Bidang Pemikiran dan Bagian Kebijakan.
Penyusunan pengurus dilakukan setelah Aburizal, yang kerap disapa Ical, terpilih sebagai Ketua Umum DPP Golkar. Ical menang mutlak atas tiga pesaingnya, yakni Surya Paloh, Tommy Soeharto, dan Yuddy Chrisnandi, Kamis (8/10).
Masuknya nama Rizal di dalam kepengurusan Golkar cukup mengejutkan kader Golkar. Pasalnya, pengamat politik ini sebelumnya dikenal amat “dekat” dengan Partai Demokrat.
Bahkan melalui lembaga Fox Indonesia, doktor ilmu politik lulusan Amerika Serikat (AS) ini bergabung dengan dua saudaranya yang lain –Choel Mallarangeng dan Andi Mallarangeng– menjadi tim pemenangan pasangan SBY-Boediono pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu, di mana Golkar mengusung pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.
Tak pelak, saat anggota Dewan Formatur, Ridwan Bae membacakan nama Rizal, beberapa orang meneriakkan kata “huuu” begitu keras. Tak jelas apa makna teriakan itu. Namun yang pasti, selama ini Rizal memang tak pernah tercatat sebagai kader Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengungkapkan alasannya menarik Rizal menjadi Ketua DPP Bidang Pemikiran dan Kajian Kebijakan.
“Golkar ingin membuat sebuah lembaga kajian. Kemampuan dia sudah teruji. Karena itu saya ambil dia. Siapapun yang diambil, harus sesuai dengan orang yang memakai, dan saya ingin memakai kepandaian dia,” kata Ical, seusai penutupan Munas Golkar, tadi malam.
Liberal
Sebagaimana diketahui, Freedom Institute merupakan lembaga kajian yang didirikan keluarga Bakrie, di mana Rizal tercatat sebagai Direktur Eksekutif lembaga tersebut. “Saya yang meminta (Rizal), bukan dia yang minta ke saya,” ujar Ical.
Freedom Institute adalah lembaga pemikiran yang selama ini dikenal publik dengan penyelenggaraan diskusi-diskusi rutinnya. Lembaga terpilih sebagai salah satu penerima 2006 Templeton Freedom Award Grants dari Atlas Economic Research Foundation. Jaringan think tank terbesar di dunia yang berbasis di Amerika Serikat itu akan memberi Freedom Institute hadiah sebesar US$10,000.
Penghargaan ini termasuk dalam kategori Templeton Freedom Award for Institute Excellence, yang juga diberikan kepada delapan lembaga lain di sejumlah negara. Hadiah akan diserahkan secara resmi pada acara Liberty Forum yang diselenggarakan Atlas pada 20-21 April di Colorado Springs, Colorado, AS.
Hadiah Templeton Freedom Award diberikan khusus kepada organisasi-organisasi yang dianggap menjanjikan Amerika, terutama mereka yang bergiat mengkampanyekan kebebasan ekonomi dan kebebasan individu.
Di antara program penting Freedom Institute adalah penerbitan buku liberal. Freedom Institute telah menerjemahan buku-buku pemikiran liberal, lebih kurang 10 judul dalam setahun. Lembaga ini juga melakukan pelatihan terhadap wartawan, penyenggaraan Forum Freedom, acara talk show yang disiarkan setiap Senin pagi di kantor berita beraliran liberal, Radio 68H (direlay 50 stasiun radio di seluruh Indonesia).
Sebagaimana diketahui pula, hubungan Aburizal Bakrie dan Rizal Mallarangeng memang dikenal akrab. Ini tak lain karena pendirian Freedom Institute mendapat dukungan keluarga Bakrie.
Dalam pidato acara “Achmad Bakrie Award” tahun 2006, almarhum WS Rendra sempat mengatakan, “Dalam hubungan kesejarahan itu bisa dipahami bahwa saya menaruh hormat yang tinggi kepada “Freedom Institute” dan keluarga Bakrie, yang sadar untuk mendorong kemajuan pertumbuhan kesusasteraan di Indonesia.”
Ini juga diakui Ical sendiri Kamis lalu di beberapa media massa. “Kalau orang lain tidak setuju tidak masalah. Rizal Mallarangeng adalah orang yang saya pakai membangun Freedom Institute,” katanya dikutip Kompas. (hdytlh/arrahmah.com)