WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri pertahanan Amerika mengatakan pasukannya tidak akan meninggalkan Afghanistan meskipun pemerintah dan berbagai negara anggota NATO tidak memberikan tambahan jumlah pasukan yang sangat memungkinkan bagi kemenangan Taliban.
Berbicara di Universitas George Washington pada hari Selasa (6/10), Robert Gates mengatakan tentara harus tetap tinggal, sembari tetap menunggu keputusan penting dari presiden AS, Barack Obama.
“Karena ketidakmampuan kita dan terus terang, ketidakmampuan sekutu kami, untuk mengirim cukup pasukan ke Afghanistan, tampaknya Taliban menggenggam momentumnya sekarang,” kata Gates.
Gates mengatakan bahwa Washington tidak pernah memberikan kemenangan terhadap al Qaidah atau Taliban dengan propaganda kemunduran AS.
“Tanah tersebut, dan terutama perbatasan Afghanistan-Pakistan, adalah … tempat para mujahidin mengalahkan negara adikuasa lain,” katanya.
“Mereka sekarang memiliki kesempatan untuk mengalahkan negara adikuasa kedua, yang tentu saja akan menguatkan pesan-pesan yang mereka usung dan kesempatan besar untuk merekrut dan memperoleh pendanaan dan rencana operasi.”
Komentar Gates yang pernah memegang tampuk kepemimpinan CIA ini datang bersamaan dengan munculnya protes agar AS menarik muncur pasukannya dari kaum kiri dan kritikus kebijakan luar negeri AS.
Puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Putih pada hari Senin (5/10), dan beberapa ditangkap ketika mereka merantai diri ke gerbang.
Soal Waktu
Dalam mencari tambahan dukungan , Obama telah mengundang senior politisi Partai Demokrat dan Republik ke Gedung Putih pada hari Selasa (6/10) untuk membahas perang.
Ia akan bertemu dengan tim keamanan nasional untuk melanjutkan peninjauan kebijakan pada hari Rabu dan Jumat minggu ini.
Obama telah melipatgandakan jumlah pasukan AS di Afghanistan hingga 62.000.
Dan belum lama ini, panglima tinggi AS dan NATO di Afghanistan meminta penambahan hingga 30.000-40.000 pasukan untuk menangani geliat mujahidin yang semakin menguat tiap harinya.
Keputusan tersebut sulit diputuskan, karena publik Amerika sendiri sepertinya sudah sangat kelelahan dengan strategi luar negeri AS di Afghanistan. Oleh karena itu, tidak jarang pihak yang mengatakan bahwa perang di Afghanistan sudah tak lagi populer.
Peringatan McChrystal
Pekan lalu, McChrystal menyampaikan kekhawatirannya dan memberi peringatan bahwa para mujahidin Taliban sedang mengumpulkan kekuatan saat ini mengingat AS sendiri tampak makin bimbang dengan keputusan perang Afghanistan ini.
“Situasi ini serius dan saya memilih kata sangat, kita harus sangat hati-hati,” katanya kepada pakar militer dan pertahanan di International Institute for Strategic Studies di London pada hari Kamis lalu.
“Penilaian militer yang telah saya lakukan menunjukkan bahwa situasi di sini, dalam beberapa hal, semakin buruk.”
Dan McChrystal tetap bersikukuh agar presidennya memberikan izin untuk menambah jumlah pasukan untuk ‘menstabilkan’ Afghanistan. (althaf/alj/arrahmah)