Solo (Arrahmah.com) – MUI kota Surakarta menggelar Tabligh Akbar bertema Umat Islam Memberitahu Dunia bahwa Terorisme Bukan Islam, Jumat, 25 Desember di Lapangan Kota Barat Solo. Ribuan umat Islam Solo dan sekitarnya dari berbagai elemen dan ormas Islam menghadiri tablihg akbar ini di tengah terik matahari yang menyengat.
Sejumlah tokoh umat Islam Surakarta seperti Ketum MUI Solo, Prof. Zainal Arifin Adnan, Ketum MTA Ustadz Ahmad Sukino,tokoh masyarakat Mudrick Sangidoe, Direktur Ponpes Al Mukmin Ustadz Wahyudin dan tokoh umat Islam lain tampak hadir.
Demikian pula nampak hadir para pejabat dari kalangan pemerintahan Walikota Solo Joko Widodo, Kapolwil dan dan kapoltabes Surakarta.
Dalam sambutannya, Ketum MUI Solo Prof. Zainal Arifin Adnan menegaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi pada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa Islam bukanlah identik dengan terorisme. Sehingga pengindentikan madrasah, pesantren dan berbagai atribut keislaman lainnya dengan terorisme adalah salah besar. MUI kota Solo menghendaki agar kepolisian bertindak profesional dalam upaya penanganan masalah tindak terorisme.
Dalam orasi pertama yang disampaikan Mudrik M. Sangidu, isu terorisme seperti ini menjadi bahan adu domba terhadapa umat Islam. Masyarakat harus menilai secara benar makna terorisme tersebut. Jika terorisme identik dengan kekerasan, maka Israel dan Amerika yang melakukan penjajahan terhadap berbagai negara di dunia ini hakekatnya juga merupakan teroris.
Demikian pula melihat dampak yang terjadi hampir sama dengan tindak terorisme, maka para koruptor dari kalangan birokrat yang tidak amanah tersebut sama dengan tindakan teroris karena mengakibatkan kelaparan bagi rakyat.
Sementara itu dalam orasi yang kedua yang disampaikan Ustadz Wahyudin menyampaikan bahwa salah satu sebab adanya terorisme adalah keidakadilan. Islam adalah agama yang menjunjung prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan. Beliau menegaskan bahwa kepolisian hendaknya bertindak profesional dalam menangani kasus terorisme ini dan menggunakan prinsip keadilan.
Dalam orasi yang terakhir yang disampaikan Ketum MTA (Majelis Tafsir Al Quran) Ustadz Ahmad Sukino kembali menyampaikan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin, sehingga menuntut penganutnya untuk selalu berbuat kebaikan dan berdakwah rahmatan lilalamin dengan makna yang sesungguhnya. [muslimdaily.net]