FILIPINA (Arrahmah.com) – Delapan personil pasukan boneka pemerintah Filipina yang ada ikut ambil bagian dalam melakukan penyerangan terhadap mujahidin Abu Sayyaf di Sitio Talibang, desa Buanza, Indianan, harus mengakhiri hidupnya di Sitio Talatak, Barangay Bato-Bato, Senin (21/9) kemarin sore.
Tentara-tentara itu termakan strategi mereka sendiri. Bukannya melakukan penyergapan terhadap mujahidin Abu Sayyaf, mereka sendirilah yang terjebak dalam penyergapan yang dilakukan oleh mujahidin.
Mayor Jenderal Ben Dolorfino, kepala Komando Mindanao Barat, mengatakan bahwa salah seorang perwira muda berpangkat Letnan II dan tujuh personil lainnya tewas dan sembilan tentara lainnya mengalami cedera parah dalam penyergapan tersebut.
Dolorfino pun mengatakan bahwa pasukan pemblokade sedang dalam perjalanan kembali ke markas utama mereka di kota Maimbung ketika penyergapan terhadap mereka berlangsung.
“Ini menyedihkan saya karena mereka disergap pada saat sedang ada dalam jumlah yang banyak dan sedang berada di wilayah yang padat penduduk,” dalih Dolorfino.
Pasukan pemblokade, katanya, terdiri dari 11 perwira dan 116 tentara yang diangkut dalam enam kendaraan militer yang sedang berkonvoi untuk kembali ke basis mereka Senin itu. Lalu, serangkaian tembakan menghantam mereka dan juga kendaraan yang ada dalam konvoi.
“Pasukan tidak dapat menembak balik kembali karena mereka diserang di mana ada begitu banyak orang, kami dikelilingi oleh penduduk sipil, sehingga kami tidak dapat dengan mudah membalas tembakan,” kata Dolorfino.
“Jelaslah itu merupakan balas dendam dari pihak Abu Sayyaf setelah kami menyerang perkemahan utama mereka di Talibang,” tambah Dolorfino. (althaf/ansarnet/phildaily/arrahmah.com)