Serangan udara terus menghujani Ghaza di berbagai lokasi. Kepulan asap akibat serangan missil pesawat tempur Israel masih membumbung di langit kota Ghaza yang selama ini menjadi basis perlawanan Palestina terhaeap Israel.
Dentuman bom dan tembakan senjata masih belum berhenti. Mesin tank Israel masihterus menderu mengancam tembakan ke arah rakyat yang sudah sangat takut. Tapi duka yang menimpa warga Palestina akibat serangan Israel, itu belum seberapa.
Rakyat Palestina ternyata lebih takut dan berduka akibat bentrok senjata yang terjadi antar sesama rakyat palestina sendiri. Hari-hari ini, para korban meninggal akibat serangan Israel dan korban meninggal akibat tembakan bangsanya sendiri memenuhi rumah-rumah sakit di Ghaza. Mereka yang terluka parah pun berbaur di rumah-rumah sakit. Sejumlah pengeras suara yang terdapat di sejumlah kampung Palestina menyebutkan,”Kepada semua masyarakat agar waspada, karena ada sejumlah pesawat Apache dan F-16…”
Tapi selang beberapa waktu kemudian, pengeras suara itu menyampaikan pesan lagi,”Di jalan-jalan… dekat perbatasan.. ada kontak senjata dan orang-orang bersenjata. Waspadalah…”
Seorang warga Palestina, Abu Rami, mengatakan kepada Islamonline dengan sangat duka. “Sampai kapan ini terjadi. Bagaimana kondisi Ghaza setelah ini? Kapan kami tidak dihantui oleh ketakutan pertumpahan darah?” Semua sekolah dan aktifitas pendidikan berhenti. Ujian akhir tahun pun gagal diselenggarakan. Semua orang mengambil inisiatif untuk menyelamatkan diri. Dengan agak kesal ia mengatakan,”Sudah cukuplah ini. Kita harus bersatu di hadapan musuh. Kita harus mengarahkan pucuk senjata ini ke satu sasaran, yaitu penjajah Zionis Israel…!”
Ummu Khalid, penduduk Ghaza, mengatakan dirinya sungguh sulit percaya dengan apa yang terjadi. Menurutnya, inilah fase terburuk bagi Ghaza selama ini. “Siaran langsung tidak pernah berhenti meski sekejap. Berita tentang tembak menembak, korban meninggal dan korban terluka akibat kontak senjata. Berita tentang pemboman Israel yang menggugurkan para syuhada, kehancuran di mana-mana…”
Ia melanjutkan,”Benar kami berduka atas gugurnya para syuhada dan berbagai pemboman sadis yang dilakukan Israel. Tapi itu masih lebih ringan bagi jiwa saja ketimbang apa yang menimpa Ghaza berupa pertumpahan darah antar sesama rakyat Palestina. Saya berharap semua pihak mengarahkan senjatanya ke Israel saja. Musuh Israel inilah yang menanti kesempatan untuk menyerang kita, lalu menghujani kita dengan banyak kematian. Kita harus bersatu menghadapi pesawat dan tank-tank Israel.”
Sementara itu, menurut informasi terakhir, hujan missil dari pesawat Israel di Ghaza sampai hari Sabtu telah menewaskan lebih dari 22 orang Palestina, dominan dari para korban adalah anggota Batalyon Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas. (era)