SURABAYA (Arrahmah.com) – Empat legislator Partai Damai Sejahtera berbagi kasih di bulan Ramadhan dengan menggelar aksi sosial di kawasan lokalisasi Kremil, Tambak Asri, Surabaya. Mereka membagi-bagi makanan, sarung, baju koko, dan jilbab.
Menurut rilis Daniel Lukas Rorong, Hubungan Masyarakat dan Koordinator Aksi ini, aktivitas empat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya dari PDS ini yakni Simon Lekatompessy, Sudarwati Rorong, Imanuel Fredrick Lumoindong dan Pdm. Rio Pattiselanno digelar Jumat (11/9) kemarin.
Menjelang waktu berbuka puasa, mereka dibantu pengurus PDS setempat menemui para tukang becak, pengamen, pemulung, mucikari dan pekerja seks komersial di kawasan lokalisasi. Untuk kalangan pria, mereka membagikan sarung, kemeja batik dan baju koko. Sementara bagi wanita, diberikan jilbab.
Meski dilarang beroperasi di bulan Ramadhan, tapi para mucikari itu memang masih tinggal di wismanya masing-masing. Karena, ada juga dari mereka yang memang penduduk asli dari lokalisasi tersebut.
Susilo, salah satunya. Mucikari pria yang mengelola wisma di Jalan Tambak Asri 219 ini merasa terharu ketika mendapat baju koko. Tak tanggung-tanggung, Sudarwati, salah satu anggota dewan dari Fraksi PDS yang langsung memakaikan ke tubuh Susilo. Saat itu, kondisi Susilo sendiri lagi bertelanjang dada.
“Terima kasih, Bu Dewan,” kata Susilo pada Sudarwati yang merupakan satu-satunya anggota dewan DPRD Surabaya dari Fraksi PDS yang berjenis kelamin perempuan.
Yang unik, Takim, seorang pemilik wisma, saat ditawari oleh Sudarwati sebuah jilbab, dia menolak. Takim yang seorang waria itu lebih memilih baju koko daripada jilbab. “Begini-begini, saya kan masih laki-laki, Bu,” kata Takim dengan nada kemayu (gaya bicara perempuan), sembari menerima baju koko berwarna coklat muda tersebut.
Menurut Sudarwati, cara ini (aksi sosial) mungkin lebih efektif untuk menyadarkan mereka dari lembah nista itu.
“Karena saya pikir, para mucikari tersebut memang terpaksa mencari nafkah dengan cara seperti itu. Intinya, jangan anggap mereka sebagai sampah masyarakat. Tapi, dekati dan rangkul mereka dengan penuh kasih persaudaraan,” ujar Sudarwati yang memang tokoh masyarakat di kompleks Lokalisasi Tambak Asri.
Dan pendekatan persuasif ini lumayan berhasil. Sudarwati yang berprofesi pengajar itu menyebut, jumlah mucikari dan Pekerja Seks Komersil (PSK) di kompleks Lokalisasi Tambak Asri tambah tahun tambah menurun. “Lima tahun ini saja, jumlah mereka (mucikari dan PSK) menurun 50 persen. Jika dulunya (2004), jumlahnya di atas seribuan, sekarang (2009) tinggal 400-an,” kata Kepala Sekolah di TK-SD Bina Karya di Tambak Asri.
Aksi sosial berakhir dengan pembagian 300 kotak makanan untuk berbuka puasa. Acara buka puasa ini diikuti oleh para pengurus Laskar Nagabonar, pengurus RT setempat, para tukang becak, juga mantan pemakai narkoba yang bermukim di kompleks Lokalisasi Tambak Asri. Untuk diketahui, RT.19 Tambak Asri merupakan juara pertama Lomba Kampung Bersih dari Narkoba tahun 2009 yang digelar Jawa Pos dan BNN. (vivanews/arrahmah.com)