ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Islamabad menolak laporan bahwa kontraktor perusahaan militer AS Blackwater, yang terkenal akibat kejahatannya dalam membunuh warga sipil di Irak, saat ini sudah memperluas jaringannya ke Pakistan.
“Blackwater tidak beroperasi di Pakistan, kami mempunyai sistem, aturan, dan regulasi tersendiri dan tidak akan pernah mengizinkan siapapun beroperasi di sini,” kata menteri dalam negeri Rehman Malik pada Jumat (5/9).
Komentar Malik ini muncul setelah beberapa sumber dari agen intelejen, warganegara dan partai politik Pakistan melaporkan bahwa Blackwater USA hadir di negaranya.
Analis Pertahanan Pakistan, Sheerain Mizari, mengatakan bahwa perusahaan militer yang terkenal keburukannya itu tidak hanya beroperasi di Provinsi Batas Barat Laut tetapi juga di ibu kota Islamabad.
Mizari percaya bahwa ada banyak personil Blackwater lainnya di Peshawar dan Quetta. Menurutnya, dua orang karyawan Blackwater tewas dalam serangan terbaru di Hotel Pearl Continental di Peshawar.
Namun, kedutaan besar AS enggan berkomentar atas isu yang tengah menghangat di Pakistan ini.
“Kami tidak ingin membicarakannya. Persoalan ini terkaitan dengan pihak-pihak yang menandatangani kontrak,” kilah juru bicara Richard W. Snelsire.
Laporan mengenai keberadaan perusahaan tersebut di Pakistan memuat bahwa Islamabad ternyata telah membuat keputusan kontroversial dengan membolehkan seorang personil Blackwater, Craig Davis, yang sebelumnya dipulangkan karena diklaim melakukan kontak ilegal dengan mujahidin pro-Taliban, kembali ke Pakistan.
Davis divonis bersalah karena melibatkan diri dalam diskusi rahasia dengan pemimpin pro-Taliban dengan tanpa izin dari pemerintah. Kemudian ia dipulangkan oleh Kementerian Intelejen pada minggu pertama bulan Agustus, sebagaimana dikutip dalam surat kabar Business Recorder pada Jumat (4/9).
“Davis kembali ke Pakistan dengan visa yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Pakistan di AS. Ia ditugaskan lagi di Pakistan dan kembali bergabung dengan timnya di Peshawar dan tinggal di rumah yang sama,” kata reporter dalam surat kabar tersebut.
Walaupun tetap meneruskan kontrak kerja samanya untuk pemerintah AS di Irak dengan nama Xe Services LLC, Blackwater masih ada di bawah pemeriksaan atas pembunuhan 17 orang penduduk sipil di Baghdad, Irak, sekitar dua tahun yang lalu. (althaf/prtv/arrahmah.com)