AS, Foreign Policy mengatakan, bahwa perang di Iraq menyedot biaya pemerintah AS sebesar 250.000 dolar, per menitnya. Majalah tersebut menulis, bahwa pada bulan Maret 2003 (yaitu awal agresi militer AS ke Iraq) pemerintahan Bush memperkirakan bahwa biaya perang itu hanya akan mencapai 50 miliar USD.
Akan tetapi hari ini, setelah lebih dari 4 tahun berlalu, angka tersebut melejit mencapai sekitar 500 miliar USD, yang berarti sepuluh kali lipat dari perkiraan pertama, sementara tidak ada gambaran berakhirnya perang ini, tulisnya.
Melihat besarnya biaya yang dikeluarkan Amerika ini, kecil kemungkinan Amerika membiarkan dan melepas Iraq begitu saja.
Sementara itu, mayoritas rakyat AS menentang kebijakan George W Bush di Iraq. Kantor berita Fars melaporkan, hasil-hasil polling yang diadakan oleh jaringan TV CBS AS menunjukkan bahwa 64 persen dari rakyat AS, selain menentang politik Bush, juga menuntut keluarnya pasukan militer negara ini dari Iraq.
Berdasarkan hasil polping ini, rakyat AS mengatakan bahwa Kongres-lah yang seharusnya mengambil keputusan terakhir berkenaan dengan jumlah pasukan negara ini di Iraq. Kongres AS, Kamis malam lalu, telah memberikan persetujuan finalnya terhadap RUU biaya perang di Iraq (dan Afganistan), dengan syarat penarikan mundur pasukan AS dari Iraq, mulai 1 Oktober. Hal ini ditentang keras oleh Bush, dan mengancam akan memvetonya. [cha/irib/hid.com]