(Arrahmah.com) – Penyerangan yang dilakukan oleh Hamas dan sayap militernya minggu lalu setelah mujahidin Jundu Ansarullah mendeklarasikan tegaknya Imarah Islam di Jalur Gaza ternyata tidak cukup membuat para munafikin (dan tentu saja orang-orang kafir bertepuk tangan di belakang mereka) puas. Berbagai fitnah atas Jundu Ansarullah terus dimunculkan.
Menanggapi hal tersebut, mujahidin Jundu Ansarullah tidak tinggal diam. Berikut ini adalah pernyataan sikap dari para mujahidin di negeri suci Palestina tersebut yang sengaja Arrahmah.com hadirkan bagi para pembaca budiman agar tetap objektif dan tidak termakan oleh isu-isu negatif yang sengaja dihembuskan oleh para munafikin dan orang-orang kafir terhadap siapa saja yang benar-benar ingin mengembalikan tegaknya diinullah di muka bumi.
“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. Asy Syuraa [42]: 41-42)
Semoga Allah merahmati para syuhada’!
Kami bersumpah dengan nama Allah, tidak ada Rabb yang layak disembah kecuali Allah yang meninggikan tujuh tingkatan jannah-Nya tanpa satu tiang pun sebagai penyangga antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya, kami akan membalas setiap tetes darah yang menetes dari jasad para syuhada, dan kami akan membuat istri-istri mereka menjadi janda, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap para istri mujahidin kami.
Kami menyerang para Zionis di rumah mereka, dan kami kembali dengan selamat kepada keluarga-keluarga kami. Namun kemudian mereka dibunuh di tangan anda (Hamas -Red) pada Jumat malam dan pada hari-hari penuh berkah lainnya — semuanya keinginan Hamas untuk membatasi mesjid tersebut dengan menjadikannya ada bawah pengawasan kementerian al-Awqaf (keagamaan).
Dengan keputusannya itu, Hamas menebas nyawa para mujahidin dan penduduk sipil dengan dalih bahwa kami adalah takfirin (mudah mengkafirkan orang lain) dan bahwa kami adalah perpanjangan tangan al-Qaidah.
Kami sudah berulang kali mengatakan bahwa kami tidak terkait dengan peledakan apapun di dalam Jalur Gaza. Selain itu, Amir kami, Abu Abdullah al-Muhajir (komandan jihad Jundu Ansarullah, semoga Allah merahmati beliau yang telah syahid) menolak siapapun yang mendukung aktivitas takfir dan ingin bergabung Jundu Ansarullah. Amir Abu Abdullah al-Muhajir membuang mereka dan mengatakan pada mereka bahwa mereka belum siap untuk bekerja bersama kami.
Dengan segala hormat pada Hamas, Amir Abu Abdullah (yang sangat diincar oleh para Zionis Israel) dan angkatan perangnya mampu memberikan hasil yang sangat brilian. Dia adalah seorang jenderal dari perspektif militer, dan dia adalah seorang spesialis persenjataan. Dia pernah berdampingan dengan Hamas dan pernah berusaha menawarkan keahliannya.
Amir Abu Abdullah sangat dekat dengan Muhammad al-Ja’bary (pemimpin al-Qassam), Abu ash-Shaimaa, dan Abu-Mu’ath. Beliau mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan mereka. Dan sebagai balasannya, mereka malah membunuhnya. Mereka membunuhnya ketika mereka menyadari bahwa kekuatan Jundu Ansarullah terus bertambah. Mereka membunuhnya ketika mereka menyadari bahwa siapapun yang ingin benar-benar berjihad akan mengetahui bahwa jalan yang mereka tempuh adalah jalan demokrasi, legislasi, pemilihan, dan perseteruan antara mereka dan Fatah, serta konflik internal mereka. Siapapun yang ingin berjihad di jalan yang benar akan mengetahui bahwa keinginan mereka untuk berjihad dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah menemui jalan yang benar dalam al-Qassam.
Melalui situs ini, kami secara resmi menyatakan dan mengulang sekali lagi bahwa kami tidak pernah bermaksud untuk menyerang satu pun markas besar keamanan Hamas. Sebagaimana yang dilansir oleh Fatehy Hammad, kami tidak pernah membunuh siapapun sejak kelompok kami benar-benar menyatakan menentang anda. Kami tidak pernah terkait dengan satupun penyerangan yang terjadi di tanah Palestina. Kami tidak pernah menyatakan kafir pada siapapun dan kami bukan al-Qaidah. Ini adalah keputusan Amir kami, Abu Abdullah, dan saat ini kami sedang menunggu diangkatnya Amir yang baru.
Cukuplah Allah bagi kami dan Allah Maha Menyaksikan segara fitnah yang sengaja dihembuskan oleh beberapa pimpinan munafik Hamas. Kami sungguh tidak mengetahui apa yang akan terjadi akibat fitnah tersebut suatu hari nanti.
Catatan Penting:
Hamas telah mencuri banyak hal dari mujahidin Jundu Ansarullah, termasuk perlengkapan militer yang telah kami persiapkan untuk Ghazwat al-Kubra (Peperangan Besar) senilai $120.000. Selain itu, Hamas memiliki utang berupa sepetak tanah dan sebuah rumah milik keluarga Abu Abdullah al-Muhajir. Amir Abu Abdullah menyewakan rumah pada Kementrian Administrasi Hamas. Sebagian rumah hancur dalam bentrokan antara Fatah dan Hamas, dan dalam perang belum lama ini para penjajah Israel meledakkannya. Hamas telah menyepakati untuk memberi kompensasi sebesar satu juta dolar, tetapi pemerintahan Haniyeh mengingkarinya dan tidak memberikan pembayaran yang dijanjikan Hamas sedikit pun. Dan sekarang amir Abu Abdullah telah syahid dan utang-utang ini membelenggu leher Ismail Haniyeh. Amir Abu Abdullah adalah salah seorang yang paling kaya di Suriah, dan telah mencurahkan jiwa dan hartanya untuk mendukung agama Islam dan kaum Muslim.
Mujahidin Jundu Ansarullah
Di Bawah Naungan Baitul Maqdis
(Althaf/arrahmah.com)