GAZA (Arrahmah.id) – Tentara ‘Israel’ mengumumkan – saat fajar pada Kamis (4/7/2024) – bahwa seorang perwira dan seorang tentara tewas dan 3 tentara lainnya terluka dalam dua serangan di Jalur Gaza utara Rabu malam (3/7).
Pada Rabu (3/7), tentara ‘Israel’ mengumumkan terbunuhnya seorang perwira dari Batalion ke-75 dan 6 lainnya terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.
Tentara ‘Israel’ juga mengatakan bahwa pasukan Divisi 98 terus bertempur di lingkungan Shuja’iya, sebelah timur Kota Gaza, dan selama 24 jam terakhir mereka membunuh sejumlah milisi dan menemukan berbagai alat tempur.
Tentara menambahkan bahwa Angkatan Udara mengebom sejumlah milisi di Jalur Gaza tengah, dan pesawat tempur juga melancarkan serangan di wilayah Rafah, menargetkan milisi dan infrastruktur di kota tersebut.
Operasi perlawanan
Sebaliknya, Brigade al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengatakan bahwa para pejuangnya menargetkan markas komando operasi pendudukan di lingkungan tersebut, membunuh dan melukai sejumlah anggotanya.
Al-Qassam menerbitkan adegan pasukan ‘Israel’ disergap di dalam sebuah bangunan tempat mereka bersembunyi di Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza.
Di Rafah di selatan, Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa dua tank Merkava menjadi sasaran dengan dua peluru “Al-Yassin 105” di kamp barat di Tal Al-Sultan.
Pada 6 Mei, tentara ‘Israel’ melancarkan operasi militer di Rafah, mengabaikan peringatan internasional mengenai dampaknya terhadap kehidupan para pengungsi di kota tersebut, dan keesokan harinya mereka mengambil alih perbatasan Rafah dengan Mesir.
Al Jazeera juga memperoleh foto-foto khusus dan eksklusif yang menunjukkan sebuah kendaraan pengangkut pasukan ‘Israel’ yang terbakar dan ditinggalkan oleh tentara pendudukan di dekat area “Perumahan Merah” di lingkungan yang sama.
Sementara itu, Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, mengumumkan pengeboman terhadap sebuah tank dan buldoser militer. Mereka juga menerbitkan gambar-gambar yang menargetkan kendaraan militer ‘Israel’ dan pengeeboman terhadap tentara pendudukan dengan mortir peluru di kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Para syuhada dan pengungsi
Sementara itu, sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa 45 orang syahid akibat pengeboman ‘Israel’ yang terus berlanjut di seluruh Jalur Gaza.
Koresponden Al Jazeera mengatakan bahwa 3 warga Palestina syahid dan lainnya terluka dalam pengeboman yang menargetkan sebuah rumah di sebelah barat kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Ambulans bergegas ke daerah tersebut dan mengangkut korban luka dan korban ke Rumah Sakit Al Awda.
Menurut reporter tersebut, pesawat pendudukan juga menargetkan rumah jurnalis Palestina Muhammad Al-Kuwaifi di Jalan Al-Nafaq di lingkungan Al-Daraj di pusat Kota Gaza.
Pengeboman tersebut menyebabkan kematian istri dan tiga anaknya, sementara dia serta putrinya yang masih hidup terluka. Jenazah para syuhada tiba dalam keadaan hancur di Rumah Sakit Baptis, di selatan Kota Gaza.
Pada saat yang sama, ribuan warga Palestina terus mengungsi dari wilayah timur Khan Yunis ke wilayah Al-Mawasi, sebelah barat kota, setelah menerima perintah dari pasukan pendudukan untuk mengevakuasinya.
Jalanan dipenuhi mobil dan orang yang lewat membawa barang apa pun yang mereka bisa, bersama dengan kereta, untuk menghindari kebakaran akibat pendudukan.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa 250.000 orang terpaksa mengungsi dari kota Khan Yunis, meskipun tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza.
Di Jabalia, situasi kemanusiaan semakin memburuk karena kekurangan makanan dan air akibat pendudukan yang menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah utara.
Selain kelaparan dan kesulitan memperoleh air, warga juga menderita akibat penumpukan sampah selama berbulan-bulan di seluruh Jalur Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)