JAKARTA (Arrahmah.com) – Jumlah korban kapal kayu yang tenggelam di perairan Malaysia, 3 September lalu, telah mencapai 83 orang warga negara Indonesia (WNI). Dari jumlah itu, sebanyak 63 di antara mereka meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Kepastian itu disampaikan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono, setelah Badan Maritim Malaysia menemukan dua jenazah, pada Senin (7/9/2015).
“Kedua jenazah itu akan dibawa pihak berwenang Malaysia ke rumah sakit untuk diidentifikasi bersama puluhan jasad lainnya,” kata Hermono, dikutip dari BBC Indonesia.
Menurut dia, pihak Kedutaan Besar RI tengah menunggu hasil proses identifikasi. Sejauh ini, baru terdapat 17 jasad yang bisa dikenali keluarga masing-masing. Sedangkan, lima jasad lainnya dikenali berkat kartu identitas dan paspor yang melekat pada pakaian mereka.
“Setelah pihak keluarga dapat mengidentifikasi, kami akan memulangkan tujuh jenazah pada Senin (7/9/2015) dan enam jenazah pada Selasa (8/9/2015),” ujarnya.
Adapun untuk 20 korban selamat, Hermono mengaku mereka tengah disoroti aparat Malaysia karena melanggar undang-undang keimigrasian serta keluar Malaysia secara ilegal. Meski demikian, KBRI tengah mengupayakan agar mereka tidak perlu menjalani proses hukuman di Malaysia.
“Mudah-mudahan disetujui. Jika begitu, KBRI yang akan biayai kepulangan mereka,” ujarnya.
Hasil wawancara dengan para korban selamat, Hermono mengatakan mereka merupakan penumpang kapal yang beroperasi secara ilegal. Mereka menumpang kapal tersebut guna menghindari aparat karena mereka tidak memiliki dokumen perjalanan yang lengkap.
“Para pemilik kapal dan para calon penumpang kumpul di suatu tempat lalu berangkat, biasanya tengah malam demi menghindari deteksi aparat,” kata Hermono.
Otoritas Malaysia sebelumnya mengatakan kapal kayu itu terbalik sebelum tenggelam dekat Kota Sabak Bernam di Negara Bagian Selangor, pada Kamis (3/9/2015).
Menurut Badan Maritim Malaysia, kapal berukuran sekitar panjang 15 meter dan lebar 3 meter itu memuat 70 hingga 100 orang.
Untuk mencari korban, tim SAR Malaysia mengerahkan tujuh kapal dinas penjaga pantai, tiga kapal Angkatan Laut Malaysia, satu kapal Polisi Malaysia dan tiga pesawat terbang.
Sebelumnya insiden serupa pernah terjadi Juni lalu, sebuah kapal yang mengangkut 97 migran asal Indonesia karam di perairan bagian barat Malaysia. Insiden itu mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. (azm/arrahmah.com)