DAMASKUS (Arrahmah.com) – Situasi untuk pasukan rezim Assad di Raqqa terus memburuk. Mereka tidak memiliki air, tidak ada makanan dan listrik. Para preman ini terluka parah dan sekarat karena kurangnya bantuan medis. Basis militer yang mereka tempati seluas lima kilometer saat ini sedang dikepung dari empat sisi oleh Mujahidin. Makanan diberikan dari helikopter dan parasut, lansir Kavkaz Center (4/4/2013).
Kontrol Mujahidin sekitar tiga perempat dari basis itu tetapi militer Assad masih menguasai sebagian besar dari pusat komando. Divisi 17 dilaporkan merupakan divisi terkuat dari pasukan Alawiyah di Raqqah.
Sementara itu pada Rabu (3/4), Mujahidin merebut kontrol atas basis militer musuh lainnya milik Batalion 49 di Daraa setelah pasukan Assad mundur menyusul pengepungan dan bentrokan sengit dengan Mujahidin.
Arti penting dari basis itu adalah fakta bahwa itu terletak di pusat Daraa, selatan Suriah dan terletak antara kota Alma dan Kherbet Ghazleh. Basis juga memiliki gudang senjata yang besar.
Pasukan brutal Assad menggunakan basis tersebut untuk menyerang Daraa, khususnya kota-kota di antara Alma dan Kherbet Ghazleh. Tembakan mereka tidak hanya menyebabkan banyak kehancuran tetapi telah memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Hampir 30.000 orang meninggalkan rumah yang mereka miliki dan melarikan diri ke kota terdekat.
Batalion 49 juga dikenal sebagai “batalion kematian” karena tindakan brutal mereka dan penyiksaan yang sering dilakukan terhadap para tawanan.
Mujahidin memblokir jalan internasional yang menghubungkan Damaskus ke Amman sekitar sebulan lalu, mencegah pasokan mencapai batalion tersebut. Hal ini membuat Mujahidin berada di atas angin dan akhirnya mendapatkan kontrol atas pangkalan militer musuh. Allahu Akbar! (haninmazaya/arrahmah.com)