HAMA (Arrahmah.com) – Sekitar 80.000 orang telah keluar dari kota Kafr Nabudah di provinsi Hama, Suriah utara, sebagai akibat dari pertempuran yang sedang berlangsung di daerah antara Rusia yang mendukung rezim Nushairiyah Suriah dengan faksi oposisi, lansir MEMO pada Kamis (8/10/2015).
Muhammad Al-Masri, kepala dewan Kafr Nabudah mengatakan bahwa rezim Asad didukung oleh pasukan Rusia dan pesawat tempur, dan menurutnya kemungkinan Hama utara akan direbut oleh rezim, preseden yang menunjukkan pengkhianatan rezim dan ketidakpatuhannya terhadap gencatan senjata yang beberapa waktu lalu disetujui.
Dia menambahkan bahwa rezim Asad hanya mengerti bahasa agresi.
Dia melanjutkan bahwa Rusia adalah musuh rakyat Suriah dan mitra rezim dalam membunuh anak-anak mereka, dan meminta kepada dunia untuk mendukung perempuan dan anak-anak Suriah. Dia juga mengajak semua faksi untuk berdiri berdampingan melawan kebrutalan rezim.
Warga Suriah, Abu Ahmad, mengatakan bahwa ia melarikan diri dari penembakan rezim di kota Al-Lataminah dua tahun lalu dan menuju ke Kafr Nabudah, namun sekarang ia bisa merasakan keinginan warga untuk mengungsi terus meningkat.
Abu Ahmad mengatakan bahwa rakyat Suriah hanya menemukan zaitun untuk berlindung setelah kota tersebut dibombardir. Dia mengatakan, dunia telah meninggalkan Suriah, meninggalkan mereka di tangan Rusia dan Iran.
Orang-orang di Kafr Nabudah telah mencapai gencatan senjata dengan rezim satu tahun tiga bulan lalu.
Gencatan senjata menetapkan bahwa kekuatan oposisi akan meninggalkan kota tersebut dan sebagai imbalan, kota itu tidak akan dibombardir. Namun, rezim melanggar gencatan senjata tiga hari lalu.
Kemarin, pejuang Suriah menghancurkan sejumlah besar persenjataan Suriah. Pertempuran sedang berlangsung di daerah tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)