ADEN (Arrahmah.id) – Setidaknya empat separatis bersenjata Yaman tewas pada Ahad malam (24/9/2023) dalam dugaan serangan Al-Qaeda di selatan negara yang dilanda perang itu, beberapa jam setelah serangan lain menewaskan empat anggota keamanan lainnya.
Pasukan yang setia kepada Dewan Transisi Selatan (STC) terlibat dalam kampanye melawan elemen Al-Qaeda yang telah membangun basis di wilayah selatan negara tersebut.
Serangan terbaru ini terjadi setelah operasi pasukan Sabuk Keamanan yang didukung UEA di provinsi Abyan, yang menjadi sasaran pasukan separatis.
“Serangan itu terjadi ketika tentara sedang berpatroli untuk menindaklanjuti dan mengejar elemen teroris di Wadi al-Rafd di luar Wadi Omran di distrik Mudiyah… di mana elemen ekstremis aktif,” kata juru bicara militer STC, Muhammad Al-Naqib, kepada Reuters.
“Jelas bahwa unsur-unsur teroris dibawa oleh pihak-pihak yang terkait dengan kelompok Houtsi, untuk mencoba memulihkan pengaruh mereka, setidaknya dengan alat peledak yang mereka tanam di lebih dari satu wilayah di Abyan,” klaim Al-Naqib.
Beberapa jam sebelum serangan itu, empat tentara dari Pasukan Pertahanan Shabwa, yang berafiliasi dengan STC, tewas ketika sebuah alat peledak menargetkan sebuah ambulans di Al-Musaina, sebelah barat provinsi Shabwa.
STC dan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) telah terlibat dalam serangkaian bentrokan kekerasan selama setahun terakhir.
Frekuensi serangan AQAP semakin meningkat di wilayah selatan dan kelompok tersebut telah berulang kali menargetkan pasukan yang bersekutu dengan STC. Pada Agustus 2022, Sabuk Keamanan melancarkan operasi militer untuk mengusir kelompok tersebut.
Puluhan tentara dan kelompok perlawanan tewas dan terluka.
STC yang didukung UEA adalah kelompok separatis yang menyerukan kemerdekaan Yaman Selatan, dan kembali ke situasi sebelum 1990, ketika Yaman Utara dan Yaman Selatan belum bersatu.
Perang Yaman saat ini meletus ketika pemerintah yang diakui secara internasional terpaksa melarikan diri ke selatan negara itu setelah pemberontak syiah Houtsi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman pada 2014.
Konflik tersebut telah menyebabkan Yaman berada di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, yang menewaskan ratusan ribu orang dan menyebabkan sebagian besar wilayah negara itu hancur. (zarahamala/arrahmah.id)