CIANJUR (Arrahmah.com) – Sedikitnya 8.997 orang dari sembilan desa di Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, terpaksa mengungsi karena sebagian besar rumah mereka rusak berat.
Selain rumah yang rusak, pasca gempa yang sempat melanda kawasan pesisir pantai selatan itu, membuat warga memilih tinggal di pengungsian karena takut, demikian dilaporkan dari Cianjur, Rabu malam (9/9).
Pasalnya beberapa kali gempa susulan sempat terjadi, sehingga warga takut gempa yang telah meruntuhkan rumah mereka akan berdampak tsunami.
“Kami takut untuk pulang ke rumah, kami sudah satu minggu tinggal di sini selain takut tsunami, rumah kami sudah tidak bisa di tempati,” kata Engkos (35) warga Desa Muara Cikadu
Tercatat 2000 orang warga Desa Muara Cikadu, terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak berat dan roboh, serta takut akan terjadinya tsunami.
Saat ini ribuan warga tersebut, ditampung di lapangan terbuka dan di areal pesawahan di dekat balai desa.
Meskipun puluhan tenda telah dibangun rewalan dari PMI Cianjur dan Departemen Sosial RI, tidak sedikit pengungsi yang memuat tenda sendiri di tengah sawah.
Pantauan ANTARA, ratusan tenda-tenda yang terbuat dari terpal plastik berwarna-warni, menghiasi sekitar lokasi penampungan di sembilan desa tersebut.
“Sebagian besar kaum pria yang menempati tenda darurat ini, sedangkan kaum wanita dan anak-anak di tenda yang telah dibangun relawan,” kata Dado tim relawan PMI Cianjur.
Minimnya bantuan sangat dirasakan para pengungsi hingga saat ini pengungsi membutuhkan makanan, selimut, tenda dan obat-obatan.Jumlah pengungsi di sembilan desa di Kecamatan Sindangbarang meliputi Desa Giri Mukti 1812 jiwa, Desa Muara Cikadu 2000 jiwa,Desa Talaga Sari 1000 jiwa, Desa Kerta Sari 870 jiwa, Desa Sirnagalih 595 jiwa, Desa Hegar Sari 500 jiwa, Desa Jati Sari 470 jiwa, Desa Saganten 1500 jiwa dan Desa Jaya 50 jiwa. (antara/arrahmah.com)