NEW YORK (Arrahmah.id) – Tujuh puluh dua dari 99 wartawan yang terbunuh di seluruh dunia pada 2023 adalah warga Palestina yang meliput perang “Israel” di Gaza, menjadikan 12 bulan tersebut sebagai bulan paling mematikan bagi media dalam hampir satu dekade, demikian menurut Committee to Protect Journalists (CPJ).
Pembunuhan wartawan secara global akan menurun dari tahun ke tahun jika bukan karena kematian dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza, CPJ mengatakan dalam laporan tahunannya yang dirilis pada Kamis (15/2/2024), lansir Al Jazeera.
“Pada Desember 2023, CPJ melaporkan bahwa lebih banyak jurnalis terbunuh dalam tiga bulan pertama perang Israel-Gaza daripada yang pernah terbunuh di satu negara dalam satu tahun,” kata organisasi itu.
Secara keseluruhan, CPJ mendokumentasikan 77 jurnalis yang terbunuh dalam perang di Gaza tahun lalu ketika melakukan pekerjaan mereka: 72 orang Palestina, tiga orang Lebanon, dan dua orang “Israel”.
Korban dari Palestina mencapai hampir 75 persen dari seluruh wartawan yang terbunuh di seluruh dunia.
“Perang ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal ancaman terhadap jurnalis,” kata Jodie Ginsberg, presiden CPJ, kepada Al Jazeera dari New York.
“Yang penting untuk diingat tentang perang ini adalah bahwa wartawan Gaza adalah satu-satunya wartawan yang dapat melaporkan apa yang terjadi di dalam Gaza. Wartawan internasional tidak bisa masuk, tidak diizinkan masuk, kecuali dalam perjalanan yang sangat, sangat terkontrol yang diawasi oleh tentara ‘Israel’.”
“Jadi kami sepenuhnya bergantung pada para jurnalis [Palestina], yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyampaikan berita ini,” tambahnya.
Pada 7 Februari, organisasi kebebasan pers yang berbasis di New York ini mengatakan bahwa jumlah wartawan yang terbunuh dalam perang di Gaza telah meningkat menjadi 85 orang.
CPJ sebelumnya telah menyerang apa yang disebutnya sebagai “penganiayaan” terhadap jurnalis oleh pasukan “Israel” dan sedang menyelidiki apakah selusin jurnalis yang terbunuh dalam konflik Gaza sengaja dijadikan target oleh tentara “Israel”, yang akan menjadi kejahatan perang. (haninmazaya/arrahmah.id)