JAKARTA (Arrahmah.com) – Bahan baku susu olahan Indonesia masih tergantung pada impor bahan baku susu dari Selandia Baru dan Australia. Sekitar 75% bahan baku susu untuk susu olahan dalam negeri ternyata masih diimpor.
“Dalam bentuk bahan baku susu masih 75% dari impor,” kata Ketua Dewan Persusuan Nasional, Teguh Boediyana kepada detikFinance, Rabu (20/4/2011).
Menurut Teguh, ketergantungan bahan baku susu impor disebabkan kurangnya pasokan susu segar dalam negeri dan kurangnya perhatian pemerintah akan besarnya kemampuan peternak Indonesia. Pengeluaran pemerintah untuk impor bahan baku susu mencapai Rp 6 triliun.
“Bayangkan pengeluaran pemerintah untuk impor sampai 6 triliun,” tegasnya.
Teguh menambahkan, Selandia Baru dan Australia masih menguasai impor susu Indonesia. Sebanyak 70% impor bahan baku susu didatangkan dari kedua negara ini, sedangkan sisanya dari Amerika dan Eropa.
“Selandia Baru dan Australia yang paling banyak, ya seperti halnya daginglah, Australia juga terbanyak,” ujarnya.
Padahal, menurut Teguh, harga susu lokal kualitas terbaik di perternak lebih murah dibandingkan dengan harga susu impor dari luar negeri. Susu lokal dihargai sekitar Rp 3.700 per liter, sedangkan harga susu impor Rp 4.500 per liter.
“Dengan harga yang lebih murah saja kita masih hidup, berarti kita bisa bersaing,” tuturnya.
Ketika ditanyai tentang harga susu yang melonjak, Teguh membantah karena harga bahan baku susu peternak yang dijual ke Industri pengolahan Susu masih belum berubah yaitu sekitar Rp 3.500-Rp 3.700 per liter, tergantung kualitasnya. (dtk/arrahmah.com)