JAKARTA (Arrahmah.com) – Sebanyak 70 santri tahfidz Al-Quran diwisuda sekaligus dilepas untuk belajar ke Republik Turki. Mereka terdiri 56 laki-laki dan 14 perempuan, serta dua di antaranya merupakan warga negara Malaysia.
Wisuda dan pelepasan santri ke Republik Turki dihadiri oleh Wamenag Nasaruddin Umar, Sekjen Nur Syam, Direktur Pontren Ace Saifuddin, perwakilan dari Kedubes Turki, pimpinan pontren Sulaimaniyah dan orang tua masing-masing santri, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Wamenag menyampaikan apresiasinya kepada komunitas warga Turki yang berada di Indonesia khususnya kapada lembaga United Islamic Cultural Center of Indonesia (UICCI) yang telah berperan memfasilitasi santri-santri tahfidz Al-Quran sehingga bisa meneruskan studinya ke Turki.
Sementara itu Sekjen Nur Syam menjelaskan bahwa keberadaan program ini yaitu mencetak hafidz/hafidzah yang mampu menghafal Al-Quran hingga 30 juz, mendalami dan mengkaji Al-Quran diharapkan akan menjadi pilar-pilar bangsa dan duta-duta bangsa Indonesia di Turki.
“Saya berharap mereka tidak hanya menghafal Al-Quran tapi mendalami maknanya, mengkaji tafsirnya, mengkaji ilmu-ilmu yang terkait dengan ilmu Al-Quran, ” ujar Nur Syam, diwartakan kemenag.go.id.
Mengutip keterangan Kasie Ketenagaan Ditpontren Suwendi, santri-santri yang diwisuda dan akan meneruskan studinya ke Turki adalah santri yang telah hafal Al-Quran 30 juz, mereka akan belajar di Turki 2-3 tahun.
Salah seorang santri yang ditemui Zaidan yang berasal dari Cirebon mengaku senang bisa belajar di Turki, santri yang setahun belajar di Indonesia dan hafal 30 juz ini ingin mencetak generasi Qurani di Indonesia nanti. Hal senada diungkapkan oleh Raudhah, santriwati tahfidz Al-Quran yang sudah hafal 30 juz dan berasal dari Malaysia yang mengaku senang bisa meneruskan studinya ke Turki. (azm/arrahmah.com)