JEDDAH (Arrahmah.com) – Pasukan anti-narkotika di Madinah berhasil menggagalkan penyelundupan 623.000 pil Captagon.
Sebagaimana dilansir Arab News, Rabu (10/1/2017), obat tersebut berasal dari Tabuk untuk dibawa ke Jeddah, tapi berhasil dicegat di Madinah dan pelaku penyelundupan juga telah ditangkap.
Sementara itu, petugas bea cukai di Bandara Pangeran Naif bin Abdulaziz di Qassim berhasil mencegah upaya yang dilakukan oleh seorang penumpang yang akan menyelundupkan sebanyak 21.000 pil Captagon ke dalam wilayah Kerajaan Arab Saudi.
Direktur umum bandara, Walid Al-Fouzan, mengatakan bahwa seorang petugas menemukan tablet yang dibungkus aluminium foil dalam koper penumpang tersebut.
Permintaan terhadap Captagon tampaknya meningkat saat mendekati masa ujian sekolah. Kementerian Dalam Negeri telah mendaftar kasus terhadap orang-orang yang mempromosikan pil tersebut dengan dalih bahwa obat tersebut bisa membantu siswa mengingat pelajaran dan tetap terjaga untuk belajar serta bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa obat tersebut mengakibatkan dampak yang sebaliknya.
AbdulIah bin Muhammad Al-Syarif, asisten direktur Urusan Pencegahan Narkotika dan seorang konsultan internasional, mengatakan bahwa narkotika merupakan masalah yang melanda anak-anak remaja.
“Ada banyak alasan orang-orang mengkonsumi obat ini, diantaranya kurangnya pemahaman agama, keluarga yang tidak akur, masalah psikologis dialami masa kanak-kanak, teman-teman yang buruk yang membawa pengaruh buruk,” katanya.
Dua minggu sebelum ujian dimulai, pengedar narkoba menjadi semakin gencar. Menurut makalah penelitian yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Farmakologi di Universitas King Saud dan Pusat Toksikologi, mengkonsumsi pil Captagon secara rutin antara tiga dan enam bulan bisa membunuh jutaan sel di otak.
Sebanyak 60 persen dari pecandu narkoba di rumah sakit Al-Amal di Riyadh, Jeddah dan Dammam serta pusat rehabilitasi di Al-Qasim merupakan kecanduan Captagon, menurut temuan penelitian.
Instansi pemerintah secara berkala melakukan program penyadaran untuk mendidik keluarga dan para pemuda tentang efek berbahaya dari obat tersebut.
(ameera/arrahmah.com)