BANDUNG (Arrahmah.com) – Sebanyak 600 orang dari wilayah Bandung Raya dikabarkan akan menghadiri reuni akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Ahad (2/12/2018).
Mereka terdiri dari 500 masyarakat umum dan 100 anggota yayasan dakwah Menuju Insan Madani (MIM) Foundation.
“Kita berangkat diperkirakan bergabung dengan massa lainnya dari harokah-harokah lain seperti Al Latief, Pemuda Istiqomah, dan lainnya,” kata Humas MIM Foundation, Ugie Prasetyo, Jumat (30/11/2018), lansir Republika.co.id.
Ugie menungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan logistik untuk menuju Jakarta dan saat kegiatan di Jakarta.
Berkaca dari aksi tahun lalu, banyak donatur yang menyiapkan berbagai kebutuhan orang-orang yang mengikuti acara gerakan 212.
“Seperti yang sudah-sudah, kalau logistik makanan disediakan oleh donatur di Monas,” ujarnya.
Khusus 100 anggota MIM Foundation, kata Ugie, turut dibekali snack dan barang untuk mengantisipasi saat aksi terjadi hujan, satu unit bus besar dan satu bus kecil.
Ugie mengatakan, dalam reuni tersebut pihaknya tidak ingin merepotkan pengelenggara dalam hal kebutuhan logistik.
“Jadi sebisa mungkin apa yang bisa kita sediakan, ya sediakan, ya biar peserta juga akan nyaman,” katanya.
Ugie juga mengatakan, dalam reuni nanti, tidak akan dibahas kasus Ahok. Yang akan disampaikan, menurutnya, lebih kepada penekanan kepada umat islam di Indonesia untuk bersatu.
“Ini ingin menunjukkan bahwa di tahun lalu mampu berkumpul dengan aman, tausiah dan segala macam, ketika Muslim bersatu, kuat, ya seperti ini,” katanya.
Ugie menegaskan, salah besar jika massa 212 dikaitkan dengan isu makar. Berkaca pada aksi tahun lalu, pada reuni akbar nanti akan berjalan damai dan tertib tanpa mengganggu aktivitas masyarakat lain.
“Bisa dibayangkan kan ketika tujuh juta orang dimobilisasi satu Komando, itu bisa reformasi, tapi kan itu enggak dilakukan sama Muslim. Kita hanya menyuarakan suara bersatu,” tandasnya.
Menurut Ugie, keterbukaan massa aksi pada pihak luar saat kegiatan berlangsung juga dilakukan.
Salah satu contohnya, yaitu ketika ada media asing hadir di tengah kerumanan saat aksi 212 pertama, pihaknya menerima tanpa ada intimidasi.
“Jadi jangan ada frame bahwa bisa panas, chaos, padahal mana? Bahkan ketika ada media asing kita terbuka tidak dikotori dengan hal-hal buruk,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)