JAKARTA (Arrahmah.com) – Kemarahan sekaligus penolakan umat Islam atas rencana penyelenggaraan kontes Miss World September mendatang kian tak terbendung. Untuk itu sejumlah tokoh ormas Islam berkumpul di markas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jl Prof Soetomo, Jakarta, Kamis (29/8/2013). Jika izin telah dikeluarkan, mereka mendesak agar pemerintah dan Polri membatalkan rencana penyelenggaraan ajang maksiat ini.
Di antara ormas Islam yang hadir adalah HTI selaku tuan rumah, Syarikat Islam (SI), Hidayatullah, Parmusi, Taruna Muslim, Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI), Al Ittihadiyah, dan lainnya.
Mahladi dari ormas Islam Hidayatullah meluruskan informasi dari pihak kepolisian yang menyebut bahwa ormas Islam yang menolak perhelatan Miss World dan mendesak pembatalan rencana pergelaran mungkar ini hanya 10 ormas, padahal kenyataannya jauh lebih banyak.
“Setelah didata oleh HTI, ternyata lebih dari 60 ormas Islam menolak ajang Miss World ini dilaksanakan di Indonesia,” ungkap Mahladi di hadapan para wartawan.
“Bagi kami dari ormas hidayatullah, prinsipnya sama seperti disampaikan oleh Ustadz Ismail Yusanto dari HTI, bahwa kami juga menolak kegiatan (kontes Miss World, red) ini diselenggarakan di Indonesia,” ujarnya.
HTI menegaskan, menolak penyelenggaraan Miss World 2013 karena acara ini tak lebih sebagai ajang eksploitasi tubuh perempuan sehingga acara itu sangat merendahkan harkat dan martabat perempuan. Karenanya, HTI mendesak pemerintah agar mencabut iin penyelenggaraan kontes ini dan mengeluarkan kebijakan menghentikan eksploitasi perempuan dalam bentuk apapun di negeri ini.
Sementara Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) juga sepakat menolak ajang Miss World. “Rencananya Senin (2/9/2013), kami akan mendatangi MNC untuk menyatakan penolakan dan meminta panitia untuk membatalkan kegiatan ini,” ujar Jurubicara JAT Son Hadi Muhadjir.
“Kalau dari Mabes Polri adalah pihak yang memberi izin dan akan didatangi, maka kami juga akan mendatangi pihak yang diberi izin, yaitu dari MNC Group,” lanjut Son Hadi.
Menurut Son Hadi, Ini bukan soal bikini atau tidak bikini. “Mau pakai cadar pun tetap kita tolak. Ini masalahnya adalah perang peradaban yang harus dihentikan. Kalau kita tidak selesaikan masalah ini sekarang, ke depannya akan tambah parah,” demikian ia mencemaskan.
Dari ormas Taruna Muslim menyebut penolakan diselenggarakannya ajang maksiat ini berdimensi akidah. Kita tolak dan lawan, dan tentu geakan Islam yang ada di negeri ini tengah melakukan perlawanan yang saya harapkan jangan sampai kehabisan nafas.
” Penolakan ini adalah pilihan yang harus kita lakukan secara cepat dan tepat,” pinta pemimpin Taruna Muslim, Alfian Tanjung.
Taufiqurrahman dari Parmusi mengkhawatirkan kegiatan ajang kecantikan fisik ini digunakan sebagai legitimasi bahwa Indonesia sudah menerima westernisasi (pembaratan, red) yang lebih besar lagi. “Saya mengimbau kepada pemerintah untuk merenungkan hal ini,” harapnya.
Karena itu, menurut Taufiqurrahman, Parmusi, seperti halnya ormas Islam lainnya, sepakat untuk menolak kegiatan yang jauh dari nilai-nilai Islam ini, selain bertolak belakang dengan budaya Indonesia.
Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI) mengutuk rencana kontes ini. “Saya mengutuk dengan sangat keras atas penyelenggaraan Miss World ini. Saya minta pihak penyelenggara membatalkan, kalau tidak, mereka harus bertanggungjawab akibat dari langkah yang mereka lakukan, karena mereka sama saja dengan menyuruh umat Islam Indonesia menelan daging babi,” seru Mashadi, pembina LDKI.
Al Itthadiyah mendukung pernyataan Mashadi. Ormas ini mendesak istri Hary Tanoe, Liliana Tanaja Tanoesoedibjo, dari MNC Group agar menghentikan rencananya menggelar acara ini.
“Jika hal ini tetap terlaksana, maka penguasa telah melanggar kesepakatan bernegara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegas Ketua Umum PP Syarikat Islam (SI) Drs Djauhari Syamsuddin.
“Membatalkan rencana pertunjukan tersebut adalah mematuhi perintah Allah dan menjauhkan yang dilarang Allah,” tandasnya.
(salam-online.com/arrahmah.com)