KAIRO (Arrahmah.com) – Sejumlah pria bersenjata menewaskan enam tentara junta Mesir di sebuah pos pemeriksaan di Kairo pada Sabtu (15/3/2014) pagi dalam sebuah serangan perlawanan. Militer Mesir segera menyalahkan gerakan perlawanan Ikhwanul Muslimin, pendukung presiden terguling Muhammad Mursi, atas penembakkan itu, lansir Ma’an.
Serangan itu terjadi dua hari setelah sejumlah pria bersenjata menewaskan seorang tentara junta di Kairo, di mana para pejuang perlawanan yang berbasis di Semenanjung Sinai semakin menargetkan ibukota dalam sebuah perlawanan yang telah menewaskan lebih dari 200 petugas keamanan sejak militer menggulingkan Mursi pada Juli tahun lalu.
Kementerian kesehatan mengatakan enam tentara tewas dalam serangan itu, memperbarui informasi mengenai jumlah korban sebelumnya.
Rekaman siaran langsung menunjukkan militer meledakkan salah satu bom yang ditemukan di dekat pos pemeriksaan di wilayah Kairo utara, Shubra Al-Kheima.
Sebagian besar serangan perlawanan sejak penggulingan Mursi ini telah terjadi di Sinai, namun dalam beberapa bulan terakhir para pejuang perlawanan telah memperluas jangkauan mereka ke Delta Nil dan ibukota.
Pemerintah junta telah menyalahkan banyak serangan yang terjadi dengan menuding gerakan Ikhwanul Muslimin pendukung Mursi, yang telah meninggalkan jalan “kekerasan” beberapa dekade yang lalu dan telah membantah keterlibatan apapun.
“Sebuah kelompok bersenjata milik ‘teroris’ Ikhwanul Muslimin menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi militer,” klaim militer terkait serangan pada Sabtu (15/3).
Serangan yang paling menonjol termasuk serangan bom mobil di sebuah kantor polisi di Kairo dan jatuhnya sebuah helikopter militer di Sinai, di mana Mujahidin Anshar Bait Al-Maqdis yang berbasis di Sinai telah menyatakan bertanggungjawab atas serangan itu.
Kelompok itu mengatakan serangan tersebut merupakan pembalasan atas tindakan keras pemerintah brutal terhadap kaum Muslimin pendukung Mursi, yang disebut oleh Amnesti International telah merenggut 1.400 nyawa. (banan/arrahmah.com)