HOMS (Arrahmah.com) – Juru bicara Dewan Umum Revolusi Suriah memperingatkan kemungkinan serial pembantaian yang akan dilakukan oleh militer rezim Suriah di propinsi Homs, setelah gugurnya 53 warga sipil muslim pada Sabtu (9/6/2012).
Juru bicara Dewan Umum Revolusi Suriah, Hadi Abdullah, mengingatkan kemungkinan pembantaian tersebut setelah militer rezim Suriah mengirim sedikitnya 50 tank militer dan pasukan tambahan dalam jumlah sangat besar ke propinsi Homs. Sampai saat ini militer rezim Suriah masih membombardir desa-desa dan kota-kota di Homs secara massif dan brutal.
Kemungkinan pembantaian nampaknya memang akan kembali terjadi. Rumah sakit terakhir yang belum direbut militer kini tengah dikepung oleh militer secara rapat. Tank-tank militer dan pasukan artileri mencegah warga sipil yang terluka dibawa ke rumah sakit terakhir.
Seperti dilaporkan oleh stasiun TV Al-Jazera pada Sabtu (9/6/2012), Hadi Abdullah telah meminta tim pengawas PBB yang berada di propinsi Homs untuk bergerak ke desa-desa dan kota-kota yang sedang dibombardir oleh pihak militer guna mencegah pembantaian lanjutan. Namun tim pengawas PBB menolak, ujar Hadi.
Sementara itu Aliansi Lokal Suriah melaporkan sedikitnya 44 warga sipil gugur di propinsi Dara’a dan Homs oleh peluru militer rezim Bashar Asad pada Sabtu. Di antara mereka terdapat anak-anak dan wanita. Di kota Talbisah, sedikitnya 6 warga sipil gugur dan puluhan lainnya terluka oleh tembakan militer rezim Asad.
Para aktivis revolusi juga melaporkan belasan warga sipil gugur dan terluka oleh serangan militer rezim Asad di desa Sarjah propinsi Idlib dan kota Hafah propinsi Ladzikiya. Jumlah itu belum terhitung belasan warga sipil lainnya yang gugur dan terluka oleh bombardir militer di desa Qushur, Qarabish, jaurah Shiyaj dan Al-Khalidiyah, semuanya di propinsi Homs.
(muhib almajdi/arrahmah.com)