KAIRO (Arrahmah.com) – Juru bicara resmi Departemen Kesehatan Mesir, Muhammad Syarbini, melaporkan kepada wartawan bahwa sebanyak 507 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan demonstrasi massal di lapangan at-Tahrir, ibukota Kairo, pada hari Sabtu (19/11/2011). Sebanyak 442 korban menjalani pertolongan pertama di tempat kejadian. Sedangkan 65 korban lainnya dipindahkan ke beberapa rumah sakit umum untuk menjalani perawatan intensif. Mereka menjalani rawat inap di RS Munirah, RS Qashr Aini, RS Qashr Perancis, RS Kepolisian, dan RS Shaidanwi. Dari keseluruhan korban, sebanyak 19 orang berasal dari pihak kepolisian.
Sementara itu Perdana Mentri Mesir, Isham Sharaf meminta kepada para demonstran untuk mengosongkan lapangan at-Tahrir dan membuka kembali blokade jalan demi kelancaran arus lalu lintas di ibukota Kairo. Dalam seruan yang ditanda tangani oleh Parlemen Mesir tersebut, Sharaf meminta rakyat Mesir untuk setia terhadap tujuan-tujuan revolusi dan menjaga stabilitas.
Di sisi lain, Nadim Aminudien salah seorang koordinator kelompok demonstran menyebutkan laporan yang sampai kepadanya bahwa sebanyak 20 orang demonstran telah ditangkap oleh aparat keamanan di lapangan at-Tahrir. Jumlah itu belum terhitung para demonstran yang ditangkap di tempat-tempat lain atau ‘hilang’ tanpa ada kejelasan beritanya.
Demonstrasi di lapangan at-Tahrir pada hari Sabtu kemarin merupakan demonstrasi gabungan terbesar pasca tumbangnya taghut Husni Laa-Mubarak. Demonstrasi yang mengusung tema ‘tidak untuk pemerintahan militer terhadap rakyat sipil’ itu diikuti oleh puluhan ribu warga dan didukung oleh hampir semua kekuatan politik rakyat. Untuk membubarkan demonstran, aparat kepolisian dan intelijen dikerahkan dalam jumlah yang sangat besar. Bentrokan tak terhindari lagi, seorang tewas dan lima ratusan lainnya terluka.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)