FLORIDA (Arrahmah.com) – Lima puluh orang diketahui telah tewas dalam penembakan di sebuah klub malam gay di Orlando, Florida, walikota kota Buddy Dyer mengatakan, sebagaimana dilansir BBC, Senin (13/6/2016).
Pria bersenjata tersebut, yang disebut oleh pejabat sebagai Omar Mateen, tewas setelah menyandera beberapa orang di Pulse Club.
Serangan itu merupakan penembakan massal terburuk dalam sejarah AS akhir-akhir ini.
Sejumlah pejabat mengatakan bahwa pembunuhan di Orlando kemungkinan didorong oleh faktor ideologi, meskipun sejauh ini belum ada informasi apakah terduga pelaku serangan itu adalah terkait dengan kelompok tertentu.
Namun, anggota Kongres AS Alan Grayson mengatakan bahwa hal itu “bukan kebetulan” serangan tersebut terjadi di sebuah klub gay.
Tersangka penyerangan merupakan seorang warga negara AS dari Port St Lucie kota Florida dan merupakan keturunan Afghanistan. Omar Mateen tidak terdapat pada daftar pemantau terorisme.
Ayah Omar Mateen, Mir Seddique, mengatakan kepada NBC News bahwa insiden itu tidak ada hubungannya dengan agama, dan mungkin serangan itu telah dipicu oleh pemandangan pasangan gay yang berciuman di Miami.
Korban tewas yang berjumlah 50 orang seperti yang diungkapkan oleh Walikota Dyer menunjukkan bahwa korban serangan Orlando melebihi korban pembantaian di Virginia Tech tahun 2007 yang menewaskan 32 orang tewas.
Sebanyak 53 orang terluka dalam penembakan itu.
“Hari ini kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan dan tak terbayangkan,” kata Walikota Dyer.
“Ada sejumlah besar malapetaka, dan darah di mana-mana”, tambahnya.
(ameera/arrahmah.com)