JAKARTA (Arrahmah.id) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pada Jumat (6/12) bahwa lima orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat, sejak Selasa (3/12).
Dari jumlah tersebut, empat korban di antaranya berasal dari Kecamatan Simpenan dan satu dari Kecamatan Ciemas. Sementara itu, tujuh orang masih dinyatakan hilang.
BNPB dalam siaran persnya mengatakan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan tim SAR Gabungan untuk mengoptimalkan operasi pencarian.
“Melihat dari laporan masih ada yang hilang, tolong tim SAR gabungan lebih mengoptimalkan operasi pencarian dilapangan, apabila diperlukan menggunakan alat berat, dipersilahkan,” ujar Suharyanto yang meninjau lokasi bencana, Jumat (6/12), usai rangkaian kunjungan ke Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores.
Operasi pencarian korban bencana memiliki Golden Time selama tujuh hari. Apabila dalam kurun waktu tersebut belum ditemukan juga, Suharyanto meminta pemerintah daerah setempat bersama tim SAR gabungan untuk segera menemui para ahli waris.
Menurut catatan BNPB, banjir akibat cuaca ekstrem sejak Selasa melanda tujuh wilayah di Sukabumi, termasuk Kecamatan Ciemas, Pelabuhanratu, dan Gegarbitung.
Selain itu, tanah longsor juga terjadi di 14 titik dengan dampakterbesar di Kecamatan Simpenan, Pelabuhanratu, dan Warungkiara.
Akibat tanah longsor, 46 kepala keluarga atau 96 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, tambah BNPB dalam siaran pers, Kamis.
Longsor dan banjir juga mengakibatkan 10 jembatan putus mengakibatkan sejumlah daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui.
(ameera/arrahmah.id)