KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Selama 12 hari di bulan suci Ramadhan, sejumlah perwakilan NGO kemanusiaan dari tiga negara mengikuti Road For Peace (R4P), sebuah misi perdamaian di bumi Patani dan Myanmar.
Ketiga negara tersebut adalah Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Adapun perwakilan NGO dari Indonesia, diwakili oleh tiga relawan aktivis kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yakni: Abu Abdillah, Emriza, dan Abu Bumi.
Dua wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) mendapat kesempatan untuk meliput misi perdamaian tersebut. Kedua wartawan itu adalah Desastian (dari VOA-Islam) dan Fajar Shidiq (An-Najah).
“Misi kami adalah wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap saudara muslim Patani di Thailad Selatan dan Rohingya di Myanmar,” ujar Mustapa Mansor, Ketua MaSSSA, sebuah NGO kemanusiaan Malaysia yang menjadi pelaksana kegiatan ini.
Road For Peace adalah sebuah program kampanye kemanusiaan sebuah di wilayah yang mengalami bencana kemanusiaan. R4PEACE digulirkan oleh Pertubuhan Solidariti Madani Malaysia (MaSSSA), sebuah NGO kemanusiaan Malaysia yang berpusat di Kuala Lumpur, tepatnya No.12-2, Jalan Jernai, Medan Idaman, Gombak, Selangor.
“Tujuan program ini untuk membangkitkan kesadaran dunia tentang penderitaan rakyat di Pattani dan Myanmar. Juga memberi bantuan kemanusiaan, terutama kepada anak-anak, janda, dan keluarga yang terkena bencana kemanusiaan,” jelas Mustopa.
Road for Peace juga merupakan program kemanusiaan gabungan NGO dari beberapa negara ASEAN yang diagendakan akan melakukan konvoi dan bantuan kemanusiaan, mulai dari Kuala Lumpur (Malaysia), Patani dan Myanmar.
Diagendakan, ada beberapa rute yang akan dilalui dalam konvoi kemanusiaan ini, bermula dari Kuala Lumpur, Selangor, Perak, Pulau Pinang, Kedah, Patani, Measot dan Myanmar.
Seharusnya ada 20 mobil yang akan melakukan konvoi, namun karena suatu hal, hanya delapan mobil konvoi dalam misi perdamaian tersebut.
“Tujuan program ini untuk membangkitkan kesadaran dunia tentang penderitaan rakyat di Patani dan Myanmar. Juga memberi bantuan kemanusiaan, terutama kepada anak-anak, janda, dan keluarga yang terkena bencana kemanusiaan,” jelas Mustopa.
R4PEACE juga bertujuan untuk menjalin hubungan dengan NGO-NGO antarbangsa dan NGO-NGO di wilayah yang terkena bencana kemanusiaan. Selain itu juga member peluang kepada media antarbangsa untuk membuat liputan melalui pertemuan langsung dengan korban di lokasi bencana.
“Program ini akan diadakan setiap tahunnya dan melibatkan semua pihak yang peduli dengan misi kemanusiaan. Juga diharapkan dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung,” ungkap Mustopa.
Dengan R4PEACE, NGO kemanusiaan dari berbagai negara ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa Islam adalah agama yang cinta damai. Program ini terinspirasi dengan Misi Flotilla atau Free Gaza Movement, konvoi dari Turki menuju Gaza.
“Misi kita adalah kemanusiaan, bukan kampanye ganas,” tandas Mustopa.
Dikatakan Mustofa, MaSSSA, lembaga kemanusiaan ini sudah terdaftar di Malaysia, dan telah memiliki network di beberapa wilayah di Malaysia dan negara seperti Thailand Selatan (Pattani) dan Myanmar.
“Diharapkan program kemanusiaan ini membuka mata dunia. Kita ingin mengatakan bahwa mereka yang terkena bencana kemanusiaan seperti Muslim Rohingya di Myanmar tidak sendiri.”
Selain berupaya membuka akses ekonomi dan pendidikan, juga memberi wawasan sejarah. Yang jelas, konvoi ini memperoleh izin resmi dari pemerintah setempat. “Kita tidak berpolitik, tapi murni kemanusiaan,” kata Mustopa menegaskan.
(Dilaporkan oleh Adhes Satria)
(samirmusa/arrahmah.com)