GAZA (Arrahmah.id) – Serangan brutal yang dilakukan oleh “Israel” selama 471 hari di Jalur Gaza telah menyebabkan tragedi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 61.709 warga Palestina gugur, dengan 47.487 jenazah telah diterima rumah sakit, sementara 14.222 lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalanan. Selain itu, lebih dari 111.588 orang mengalami luka-luka akibat serangan ini.
Tak hanya itu, lebih dari 6.000 warga Gaza diculik oleh pasukan “Israel” dan mengalami berbagai bentuk penyiksaan, yang menyebabkan kematian bagi sebagian dari mereka. Sementara itu, lebih dari 2 juta warga terpaksa mengungsi, banyak di antaranya terpaksa berpindah tempat hingga 25 kali, tanpa akses terhadap layanan dasar seperti air bersih, makanan, atau tempat tinggal yang layak.
9.268 Pembantaian dan Pemusnahan Ribuan Keluarga
Dilansir dari Kantor Media Pemerintah Gaza (3/2/2025), agresi militer ini telah mengakibatkan 9.268 pembantaian terhadap keluarga Palestina. Setidaknya 2.092 keluarga telah sepenuhnya dihapus dari catatan sipil, sedangkan 4.889 keluarga kehilangan seluruh anggotanya kecuali satu orang saja.
“Israel” secara sistematis menargetkan perempuan dan anak-anak. Dari total korban jiwa, 17.881 adalah anak-anak, termasuk 214 bayi yang lahir dan langsung dibunuh selama agresi. Tragedi ini juga telah mengakibatkan lebih dari 38.000 anak menjadi yatim, di antaranya 17.000 anak kehilangan kedua orang tua mereka. Selain itu, 12.316 perempuan terbunuh dalam serangan yang dilakukan pasukan “Israel”.
Selain warga sipil, pasukan pendudukan juga menargetkan para pekerja kemanusiaan dan profesional. Serangan mereka telah menewaskan 1.155 tenaga medis, 205 jurnalis, 194 petugas pertahanan sipil, 736 pekerja kemanusiaan, serta lebih dari 3.500 pegawai pemerintahan.
Kerugian Infrastruktur: Rp800 Triliun, Gaza Nyaris Rata dengan Tanah
Serangan militer ini telah menyebabkan kehancuran infrastruktur yang sangat besar, dengan total kerugian ekonomi diperkirakan mencapai lebih dari $50 miliar (sekitar Rp800 triliun). Berikut adalah sektor-sektor yang terdampak paling parah:
1. Sektor Perumahan
- 450.000 unit rumah rusak, termasuk:
- 170.000 rumah hancur total
- 80.000 rumah mengalami kerusakan berat
- 200.000 rumah mengalami kerusakan sedang hingga ringan
- Total kerugian lebih dari $25 miliar
2. Sektor Kesehatan
- 34 rumah sakit dihancurkan, termasuk Kompleks Medis Al-Shifa
- 80 pusat kesehatan dan 191 ambulans dihancurkan
- Kerusakan ini menyebabkan seluruh penduduk Gaza kehilangan akses layanan kesehatan dasar
- Total kerugian melebihi $3 miliar
3. Sektor Pendidikan
- 1.661 fasilitas pendidikan rusak, termasuk:
- 927 sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak yang rata dengan tanah
- 734 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan sedang hingga berat
- 12.800 siswa dan 800 tenaga pendidik gugur dalam serangan ini
- 785.000 siswa kehilangan hak untuk melanjutkan pendidikan
- Total kerugian lebih dari $2 miliar
4. Sektor Pemerintahan
- 216 kantor pemerintahan hancur total
- 60 kantor pemerintahan mengalami kerusakan berat
- Total kerugian lebih dari $1 miliar
Genosida Terbesar dalam Sejarah Modern
Laporan ini menegaskan bahwa genosida yang dilakukan “Israel” di Gaza adalah salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern, dengan skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan ini tidak hanya menargetkan kelompok pejuang, tetapi juga membantai rakyat sipil secara sistematis, menghancurkan infrastruktur, dan menciptakan krisis kemanusiaan yang luar biasa.
Dengan kondisi saat ini, Gaza telah berubah menjadi puing-puing dan wilayah yang hampir tidak dapat dihuni lagi. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, anak-anak kehilangan orang tua mereka, dan seluruh penduduk dipaksa bertahan hidup di tengah blokade total.
(Samirmusa/arrahmah.id).