GAZA (Arrahmah.id) – Senior tahanan Palestina, Nail Barghouti, akhirnya menghirup udara kebebasan setelah 45 tahun di balik jeruji besi pendudukan “Israel”. Dalam pernyataan perdananya usai dibebaskan hari ini, Kamis, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berjuang demi pembebasan para tahanan. Namun, ia menegaskan bahwa tak ada kata yang cukup untuk menggambarkan keteguhan rakyat Gaza.
“Saya berterima kasih kepada Gaza—para pria, wanita, anak-anak, tentara, dan para pemimpin. Semua kejahatan yang dilakukan Zionis tidak sebanding dengan satu kuku rakyat Palestina yang tetap bertahan di Gaza,” tegasnya.
Barghouti, yang kini diasingkan ke Mesir, mengirimkan pesan kuat kepada rakyat Palestina dan semua orang merdeka di dunia: tujuan utama tetaplah menyatukan bangsa Arab dan membebaskan Palestina.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera setelah tiba di Kairo, ia menegaskan bahwa kebebasannya belum lengkap tanpa kebebasan untuk Gaza dan seluruh Palestina. Ia juga mengungkapkan betapa keras dan brutalnya kondisi pembebasannya dari penjara “Israel”.
“Pendudukan ‘Israel’ menumpahkan semua kebenciannya kepada para tahanan. Mereka ingin melampiaskan dendam mereka terhadap perlawanan dengan segala bentuk penyiksaan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa rakyat Palestina telah berkorban segalanya—darah, usia, bahkan para pemimpin mereka—demi kemerdekaan tanah air.
Perlawanan Palestina Tak Terkalahkan
Lebih jauh, Barghouti menegaskan bahwa kebebasan para tahanan tidak akan berarti tanpa pembebasan seluruh tanah Palestina. Menurutnya, perlawanan, yang dipimpin oleh dua tokoh Hamas yang kini telah syahid—Ismail Haniyah dan Yahya Sinwar—telah membuktikan diri mampu menghadapi mesin perang pendudukan “Israel”.
Ketika ditanya mengenai pengasingannya ke luar Palestina, ia mengakui bahwa awalnya ia menolak, tetapi akhirnya mengikuti keputusan kolektif agar tidak mempersulit keputusan terhadap tahanan lain.
Barghouti juga mengungkapkan bahwa intelijen Mesir telah meyakinkan para tahanan bahwa keluarga mereka tidak dilarang untuk menyusul ke Kairo. Ia menekankan bahwa rakyat Mesir selalu menunjukkan solidaritas historis terhadap perjuangan Palestina.
Baginya, kebebasan ini bukan hanya soal pembebasan para tahanan.
“Seorang anak Gaza yang gugur dalam perang lebih berharga dibandingkan kebebasan semua tahanan. Ini bukan hanya tentang tahanan—ini tentang pembebasan tanah air. Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan selalu menuntut pengorbanan, seperti di Aljazair dan Vietnam,” ungkapnya.
Nail Barghouti: Tahanan Tertua di Dunia
Nama Nail Barghouti tercatat sebagai tahanan Palestina tertua di penjara pendudukan “Israel” dan bahkan “tahanan tertua di dunia” menurut Guinness World Records tahun 2009.
Sebelumnya, ia merupakan anggota gerakan Fatah, tetapi kemudian bergabung dengan Hamas. Di kalangan para tahanan, ia dikenal dengan julukan “Abu Al-Nur”.
Barghouti akhirnya dibebaskan hari ini bersama ratusan tahanan Palestina lainnya, sebagai bagian dari gelombang ketujuh dan terakhir dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata.
Ia pertama kali ditangkap pada tahun 1978, dijatuhi hukuman seumur hidup ditambah 18 tahun atas tuduhan melakukan operasi bersenjata, membentuk sel perlawanan, dan menjadi anggota Fatah.
Pada 18 Oktober 2011, ia sempat dibebaskan dalam pertukaran tahanan “Wafa Al-Ahrar” (Shalit), tetapi kembali ditangkap pada 18 Juni 2014 dan dijatuhi hukuman 30 bulan penjara.
Setelah menyelesaikan hukumannya, “Israel” kembali memberlakukan hukuman seumur hidup dan tambahan 18 tahun, dengan alasan adanya “berkas rahasia”, sebagaimana yang dialami banyak tahanan lain yang sebelumnya dibebaskan dalam kesepakatan Shalit.
Dibebaskan, Tapi Perjuangan Belum Usai
Bagi Barghouti, kebebasan ini bukanlah akhir perjuangan. Ia menegaskan bahwa tugas utama rakyat Palestina adalah membebaskan tanah airnya dari pendudukan “Israel”, bukan sekadar membebaskan para tahanan.
“Darah para syuhada dan pemimpin perlawanan adalah amanah yang akan selalu menjadi tanggung jawab setiap Muslim, setiap warga Arab, dan setiap orang merdeka di dunia,” tutupnya.
(Samirmusa/arrahmah.id)