KAIRO (Arrahmah.com) – Lebih dari 44 partai politik dan organisasi massa di Mesir pada siang hari Kamis (24/11) kemarin menyerukan kepada masyarakat Mesir untuk berpartisipasi dalam aksi sejuta umat yang akan diselenggarakan di lapangan at-Tahrir, hari Jum’at ini.
Pengerahan massa yang lebih besar dari seantero Mesir itu bertujuan untuk melanjutkan demonstrasi yang sudah dimulai sejak Jum’at malam (18/11) yang lalu. Demonstrasi tersebut mengusung tema ‘pemindahan kekuasaan’ dan ‘hak syahid’. Mereka menuntut lengsernya Dewan Militer yang kini berkuasa dan mengesahkan UU yang mengistimewakan hak militer.
Dalam rapat bersama untuk mengkoordinasikan aksi sejuta umat Kamis kemarin, para wakil parpol dan ormas sepakat atas beberapa tuntutan. Di antaranya, menuntut Dewan Militer melepaskan kekuasaannya dan kembali ke barak untuk menjaga keamanan Negara. Mereka juga menuntut pembentukan pemerintahan sementara untuk menyelamatkan negara, di mana kepala pemerintahan dan para wakilnya mengatur negara sampai bulan Februari 2012. Pemerintahan sementara tersebut harus menyelenggarakan pemilu pada bulan Maret 2012. Kepala negara yang terpilih dalam pemilu harus membentuk pemerintahan baru selambat-lambatnya pada bulan April 2012.
Para wakil parpol dan ormas juga menuntut pengusutan, penangkapan, dan pengadilan terhadap semua pihak yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan aparat kepolisian, militer, dan intelijen terhadap para demonstran. Baik mereka aparat keamanan di lapangan maupun para perwira yang memberi perintah. Aparat keamanan, militer, dan intelijen harus ditarik mundur dari lapangan. Selain itu, harus diadakan pengusutan, pengadilan, dan pemecatan terhadap para petinggi Departemen Dalam Negeri. Komposisi para pejabat di Departemen tersebut harus dirombak.
Tuntutan para wakil parpol dan ormas Mesir ini semakin memanaskan suasana yang telah bergolak selama seminggu ini. Para pejabat Departemen Dalam Negeri menegaskan bahwa aparat keamanan tidak menggunakan peluru hidup dalam membubarkan aksi para demonstran. Namun laporan Departemen Kesehatan mementahkan klaim tersebut. Lebih dari 35 demonstran telah gugur dan 1400an lainnya terluka oleh peluru aparat keamanan selama masa demonstrasi yang menuntut lengsernya Dewan Militer dan penyerahan kekuasaan kepada pemerintahan sipil.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)