PARIS (Arrahmah.com) – Hampir setengah dari warga Perancis percaya bahwa kartun Nabi Muhammad – seperti yang dicetak oleh majalah satir Charlie Hebdo – tidak boleh dipublikasikan, menurut jajak pendapat Opini Publik yang digelar oleh French Institute yang diterbitkan Ahad (18/1/2014), dengan jumlah yang sama dalam mendukung “pembatasan” kebebasan berbicara, sebagaimana dilansir oleh FRANCE24.
Serangan baru-baru ini yang terjadi di kantor Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang yang merupakan reaksi atas penerbitan kartun Muhammad telah menyebabkan perdebatan sengit dikalangan politisi, media dan jutaan warga Perancis terkait hukum kebebasan berbicara di Perancis.
Jajak pendapat yang digelar pekan lalu setelah serangan Charlie Hebdo menemukan bahwa sebanyak 42 persen orang Perancis menentang penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, yang dianggap menghujat dan sangat ofensif oleh banyak Muslim.
Setengah dari responden juga mengatakan bahwa mereka percaya harus ada “pembatasan kebebasan berbicara secara online dan jaringan sosial”.
Namun, 57 persen mengatakan bahwa penentangan terhadap kartun tersebut dari ummat Islam tidak harus menghentikan mereka untuk mempublikasikan.
Charlie Hebdo telah menerbitkan kartun Muhammad beberapa kali di masa lalu dan melakukannya lagi pada Rabu (7/1)
Cetakan pertama dari edisi tersebut, yang di covernya menampilkan kartun nabi Muhammad yang menangis sambil memegang tanda yang mengatakan “Je suis Charlie” (Saya Charlie) di bawah kata-kata “semua diampuni”, terjual habis dalam beberapa menit di agen koran di Perancis.
Penerbit mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka sekali lagi akan meningkatkan oplah dari isu ini hingga 7 juta kopi. Sebelum serangan, majalah ini memiliki oplah hanya 60.000.
(ameera/arrahmah.com)