KANBALU (Arrahmah.com) – Dalam aksi kekerasan terbaru terhadap kaum Muslimin di Burma, gerombolan musyrikin Buddhis kembali menghancurkan rumah-rumah serta tempat usaha warga Muslim.
Menurut laporan media lokal, MRTV News, 39 rumah Muslim, 3 toko dan 1 peternakan ayam dibakar oleh gerombolan ekstrimis Buddhis. Ditambah 3 rumah, 12 toko bahan sembako, 3 toko bangunan dihancurkan di Htan Gone, Kanbalu, Wilayah Sagaing, sebagaimana dilansir RB News.
Menurut warga lokal, meskipun otoritas tinggi ada pada saat itu tetapi mereka tidak bisa menghentikan insiden itu. Massa Buddhis itu melakukan aksi pembakaran sekitar pukul 21:00 malam pada Sabtu (24/8/2013) dan bangunan-bangunan milik Muslim masih terbakar hingga Ahad (25/8) pagi. Banyak warga Muslim yang menjadi tunawisma akibat tindakan biadab mereka (warga Buddhis). Kini, warga Muslim yang kehilangan rumah mereka mengungsi di Madrasah Islam di Htan Gone.
Tidak jelas apa penyebab serangan keji ini. Tetapi ini bukan hal yang “aneh” di Myanmar, karena masyarakat Muslim di beberapa kota lainnya di negara tersebut telah diserang berkali-kali oleh massa Buddhis, terutama sejak tragedi mengenaskan di negara bagian Arakan pada 2012.
Menurut laporan RB News, Wirathu, biksu ekstrem yang berbasis di Mandalay, saat serangan dimulai di Htan Gone memposting di akun Facebook-nya sebuah provokasi yang memicu kekerasan. Dia menuduh bahwa tiga pria Muslim memperkosa gadis Buddhis berumur 19 tahu. Meskipun itu hanya rumor tak terbukti, kebanyakan pengikutnya mempercayai kabar tersebut kemudian marah. Hal ini serupa dengan awal warga Buddhis melakukan serangan besar-besaran terhadap Muslim Rohingya di Arakan, menuduh pemuda Muslim memperkosa gadis Buddhis, meskipun tidak terbukti.
Polisi mengatakan, saat diwawancara BBC Burma, bahwa seorang pria Muslim melamar seorang gadis Buddhis dan mencoba memeluknya. Kemudian rumor ini menyebar bahwa gadis itu diperkosa. Sekarang, pria Musim itu berada di penjara dan polisi sedang menyelidiki masalah ini.
Propaganda media Burma dan Wirathu
Eleven Media Group, media yang dikenal penghasut sejak tahun lalu, menyuarakan berita sebagaimana yang disebarkan Wirathu itu dalam berita lokal mereka. Eleven Media dan Wirathu telah memprovokasi masyarakat Myanmar dengan mempublikasikan rumor tersebut untuk menyulut kekerasan, tulis RB News.
Meskipun seharusnya kasus diserahkan ke polisi untuk ditangani, tetapi kelompok ekstrem Buddhis yang disebut “969” selalu siap di setiap wilayah untuk menyerang Muslim. Parahnya, pihak berwenang yang memiliki kekuatan seakan lumpuh di hadapan para gerombolan ini, mereka tidak pernah mencoba mengendalikan situasi kapan saja massa Buddhis menyerang Muslim.
Kementerian Informasi Burma pada sore harinya juga merilis berita tersebut dan melaporkan bahwa pria Muslim berusaha memperkosa gadis Buddhis berusia 25 tahun. Namun, kementerian tersebut tidak menyediakan informasi detil mengenai pria Muslim itu.
Akibat berita yang belum terbukti benar itu, warga Buddhis ekstrem telah menyebabkan banyak warga Muslim di Htan Gone kehilangan properti mereka, mereka tunawisma dan kehilangan harta benda. Tidak ada harapan bagi mereka akan mendapat ganti rugi dari pemerintah Burma, meskipun pemerintah bertanggung jawab atas nasib warga negaranya. (siraaj/arrahmah.com)